Selasa 05 Nov 2024 18:30 WIB

Analisis BMKG: Tren Suhu Panas 2024 Berakhir, Hujan Tandai Datangnya La Nina

Hujan masuk secara gradual ke wilayah Indonesia karena La Nina sudah mulai aktif.

Petugas Damkar mengatur lalu lintas saat genangan air menutupi Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024). Genangan air yang membanjiri kawasan tersebut disebabkan oleh luapan Kali Krukut dan saluran drainase yang tersumbat sampah saat hujan lebat disertai angin pada sore hari ini di beberapa titik di Jakarta, salah satunya di kawasan Kemang Raya.  Sementara,  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMkG) memprediksi hujan merata di berbagai wilayah di Indonesia selama sepekan kedepan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas Damkar mengatur lalu lintas saat genangan air menutupi Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024). Genangan air yang membanjiri kawasan tersebut disebabkan oleh luapan Kali Krukut dan saluran drainase yang tersumbat sampah saat hujan lebat disertai angin pada sore hari ini di beberapa titik di Jakarta, salah satunya di kawasan Kemang Raya. Sementara, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMkG) memprediksi hujan merata di berbagai wilayah di Indonesia selama sepekan kedepan.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Bayu Adji P

Menurut analisis Badan Metereologi (BMKG), hujan yang mulai mengguyur sejumlah wilayah di Indonesia pada awal November ini menandai berakhirnya tren suhu panas maksimum di Tanah Air pada 2024. Deputi Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan, Selasa (5/11/2024), mengatakan saat ini hujan masuk secara gradual ke wilayah Indonesia yang terjadi karena La Nina sudah mulai aktif kembali alam kategori lemah.

Baca Juga

Selain itu, lanjutnya, terus menjauhnya keberadaan beberapa siklon tropis dari wilayah Indonesia juga berkontribusi dalam pertumbuhan awan hujan tersebut. Sejumlah siklon tropis seperti Trami dan Kong-Rey sebelumnya terpantau oleh tim BMKG sejak Selasa (21/10/2024), berada di sekitar 14,5 derajat Lintang Utara – 126,0 Bujur Timur Laut Filipina atau sekitar 1.240 kilometer sebelah utara Tahuna, Sulawesi Utara.

Pergerakan siklon ber kecepatan 74 kilometer per jam (kategori II) saat itu telah menarik awan potensial. Sehingga suhu di wilayah Indonesia menjadi panas karena tidak ada tutupan awan yang menghalangi paparan sinar matahari yang sedang tepat di atas khatulistiwa.

BMKG sempat mencatat suhu panas maksimum di Indonesia berada pada rentang 37 – 38,4 derajat Celcius pada akhir Oktober 2024, salah satunya menyasar wilayah Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ardhasena menjabarkan periode La Nina ini diprakirakan mulai berlangsung dari November 2024 dan berakhir akhir pada kuartal 2025, setelah itu diyakini tidak ada gangguan iklim signifikan di Indonesia secara umum.

BMKG mengklasifikasikan terdapat 67 persen wilayah Indonesia yang berpotensi mendapatkan curah hujan tahunan lebih dari 2.500 mm/tahun pada 2025. Wilayah tersebut meliputi sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung bagian utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah bagian barat, sebagian kecil Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan selatan, sebagian Bali, sebagian kecil NTT, Kepulauan Maluku, dan Papua.

Selain itu terdapat sekitar 15 persen wilayah Indonesia yang diprediksi mengalami curah hujan tahunan di atas normal, antara lain sebagian kecil Aceh, Riau, Sulawesi bagian tengah dan utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan bagian selatan, sebagian kecil Sulawesi tenggara, sebagian kecil NTT, sebagian kecil kepulauan Maluku, dan sebagian Papua bagian tengah.

Kendati demikian BMKG mendorong semua pihak agar memanfaatkan curah hujan untuk mengisi waduk, bendungan, irigasi, dan embung-embung, demi menjamin ketahanan air dan energi persiapan musim kering yang dapat memicu bencana kekeringan hingga kebakaran kawasan hutan dan lahan (karhutla) tahun depan.

Dalam hal ini BMKG memetakan sebanyak satu persen wilayah Indonesia diprediksi mengalami hujan di bawah normal antara lain Sumatera Selatan bagian barat, Bali, NTT, NTB, Maluku utara, dan Papua Barat bagian utara, pada medio Mei-Juli 2025.

photo
Komik Si Calus : Musim Hujan - (Daan Yahya/Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement