Selasa 05 Nov 2024 18:36 WIB

UNESCO Dorong Kesadaran Bencana Tsunami di Generasi Muda

Tsunami bencana yang jarang terjadi, tapi sangat menghancurkan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Sejumlah pelajar dievakuasi di lantai bertingkat gedung penyelamatan Museum Tsunami Aceh saat berlangsung Simulasi Evakuasi Mandiri di Banda Aceh, Aceh, Rabu (9/10/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Sejumlah pelajar dievakuasi di lantai bertingkat gedung penyelamatan Museum Tsunami Aceh saat berlangsung Simulasi Evakuasi Mandiri di Banda Aceh, Aceh, Rabu (9/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan pendidikan dan budaya PBB (UNESCO) menekankan pentingnya mengajarkan kesiapsiagaan kepada kaum pemuda. Dalam memperingati Hari Kesadaran Tsunami Sedunia 2024, UNESCO memilih tema "Memberdayakan Generasi Muda dengan Pelajaran dari Tsunami Samudra Hindia 2004 – Setelah Dua Dekade."

Dalam pernyataannya, Selasa (5/11/2024), UNESCo mengatakan Hari Kesadaran Tsunami Sedunia 2024 tahun ini menandai peringatan yang penting 20 tahun sejak Tsunami Samudra Hindia tahun 2004. Bencana itu merenggut ratusan ribu jiwa di berbagai negara.

Peringatan tahun ini ditujukan untuk menghormati kenangan akan peristiwa tersebut dengan mewariskan pelajaran berharga mengenai tsunami kepada generasi berikutnya. Selain itu, peringatan ini juga merayakan kemajuan dalam sistem peringatan dini tsunami yang telah berkembang pesat dan berperan penting untuk menyelamatkan nyawa.

UNESCO, melalui inisiatif seperti Program Tsunami United, berupaya membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan praktis agar dapat bertindak cepat dan aman jika tsunami terjadi.

Upaya ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan bagi generasi yang lahir setelah tahun 2004, sehingga para pemuda lebih siap melindungi diri sendiri dan komunitas mereka.

UNESCO mengatakan tsunami bencana yang jarang terjadi tetapi sangat menghancurkan, dan ketika terjadi, nyawa bisa hilang dalam hitungan menit. Para ilmuwan telah lama mengamati wilayah yang pernah terkena tsunami berpotensi mengalaminya kembali, terutama di daerah rawan gempa. Hal ini menjadikan edukasi sebagai faktor penting dalam mengurangi korban dan memperkuat ketangguhan komunitas.

Bagi masyarakat yang mengalami langsung Tsunami Samudra Hindia 2004, pengalaman dan pelajaran yang didapat—seperti mengenali tanda-tanda peringatan dini dan pentingnya mencari tempat yang lebih tinggi sudah tertanam kuat dalam ingatan mereka.

Namun bagi generasi muda saat ini, yang banyak di antaranya lahir setelah atau masih terlalu kecil untuk mengingat bencana tersebut, pemahaman ini mungkin terasa jauh dan abstrak. Generasi ini mungkin tidak sepenuhnya menyadari urgensi atau langkah-langkah penyelamatan yang perlu diambil saat tsunami terjadi.

Untuk menjembatani kesenjangan ini, UNESCO berkomitmen untuk memastikan generasi muda dapat memahami ilmu tentang tsunami dan dibekali strategi yang dapat menyelamatkan nyawa.

"Kesiapsiagaan adalah alat yang dapat dibawa oleh kaum muda sepanjang hidup mereka, dengan menanamkan kesadaran akan tsunami sejak dini, kita membangun budaya kesiapsiagaan yang akan menjadi penentu keselamatan saat terjadi krisis," kata Pejabat Profesional Nasional, UNESCO-IOC kata Ardito Kodijat.

Dalam rangka memperingati Hari Kesadaran Tsunami Sedunia dan mengambil pelajaran dari peristiwa tahun 2004, UNESCO memimpin berbagai upaya edukasi yang ditargetkan untuk melibatkan generasi muda dalam memahami risiko dan respons terhadap tsunami.

Program Tsunami United merupakan salah satu inisiatif utama dalam misi ini, yang melibatkan siswa dari 19 negara di wilayah Samudra Hindia, termasuk Indonesia, dalam berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan.

UNESCO memggelar serangkaian sesi online, siswa SMA berdiskusi tentang topik yang berkaitan dengan tsunami, serta mengikuti sesi pembelajaran tentang keterampilan komunikasi kreatif dan inovatif. UNESCO mendorong generasi muda untuk menyebarkan pesan kesiapsiagaan melalui kampanye kesadaran tsunami yang mereka buat sendiri. Dipimpin para siswa, proyek-proyek ini memanfaatkan cerita yang inovatif dan media sosial untuk berbagi pengetahuan tentang kesiapsiagaan menghadapi tsunami.

Dengan memadukan wawasan dan pencapaian konkret, beberapa kampanye karya siswa akan ditampilkan dalam Simposium Tsunami Global ke-2 UNESCO-IOC. Untuk memperluas wawasan, para siswa mendapat kesempatan istimewa untuk berbincang langsung dengan astronot Sunita Williams yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Dalam diskusi ini, mereka membahas berbagai topik, termasuk ketahanan wilayah pesisir terhadap tsunami dan cara memantau bencana alam dari luar angkasa.

Hari Kesadaran Tsunami Sedunia 2024 mengingatkan generasi muda hari ini akan menjadi pemimpin di masa depan. UNESCO mengatakan membekali mereka keterampilan dan pemahaman untuk merespons ancaman tsunami secara efektif, salah satu upaya membangun masa depan yang lebih aman dan tangguh.

UNESCO mengajak komunitas dan para pendidik untuk berperan aktif dalam perjalanan ini, bersama-sama menciptakan generasi yang tidak hanya sadar akan risiko bencana, tetapi juga siap siaga untuk menghadapi tantangan tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement