Selasa 05 Nov 2024 23:00 WIB

Tak Hanya di Indonesia, Penjualan KFC Global Anjlok karena Boikot Terkait Israel?

Penurunan penjualan KFC di pasar global mengejutkan.

Logo Kentucky Fried Chicken (KFC) terlihat di Sungai Buloh, pinggiran kota Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (30/4/2024). KFC menutup sementara lebih dari 100 gerainya di Malaysia di tengah aksi boikot terhadap produk yang dinilai mendukung agresi Israel ke Palestina. QSR Brands yang memiliki dan mengoperasikan jaringan makanan cepat saji KFC di Malaysia, menutup sementara 100 dari 770 gerai KFC. Penutupan gerai KFC itu menurut QSR Brands merupakan respons terhadap kondisi ekonomi yang menantang.
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Logo Kentucky Fried Chicken (KFC) terlihat di Sungai Buloh, pinggiran kota Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (30/4/2024). KFC menutup sementara lebih dari 100 gerainya di Malaysia di tengah aksi boikot terhadap produk yang dinilai mendukung agresi Israel ke Palestina. QSR Brands yang memiliki dan mengoperasikan jaringan makanan cepat saji KFC di Malaysia, menutup sementara 100 dari 770 gerai KFC. Penutupan gerai KFC itu menurut QSR Brands merupakan respons terhadap kondisi ekonomi yang menantang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Yum Brands induk perusahaan yang membawahi beberapa merek restoran cepat saji, melaporkan, Selasa (5/10/2024) penurunan mengejutkan jaringan tokonya di seluruh dunia. Salah satunya adalah jaringan KFC-nya bergulat dengan permintaan yang lesu di Amerika Serikat, serta penjualan internasional yang tidak menentu karena adanya aksi bikot terkait perang Israel.

Reuters melaporkan penjualan KFC di AS anjlok 5 persen, menandai penurunan kuartal ketiga berturut-turut tahun ini. Penurunan ini terjadi bahkan saat Yum pada bulan Agustus meluncurkan penawaran paket menu 5 dolar AS untuk dua item baru di bawah menu hemat "Taste of KFC", termasuk paket nugget ayam delapan potong serta sepiring nugget ayam sebagai tambahan untuk paket isi dua potong daging paha.

Baca Juga

KFC menghadapi perang harga yang sedang berlangsung di industri makanan cepat saji dari pesaingnya seperti McDonald's dan Burger King. Restoran-restoran cepat saji tersebut bersaing dengan para pengunjung yang mencari penawaran dan diskon saat makan di luar dengan harga menu konter yang tetap tinggi.

Di pasar global, Yum yang juga memiliki merek Pizza Hut penjualannya turun 2 persen, dibandingkan dengan ekspektasi pasar kenaikan 0,23 persen, menurut data yang dikumpulkan oleh LSEG.

Di pasar internasional KFC menghadapi dampak berkepanjangan dari boikot yang terkait dengan perang Israel di Gaza. “Dampak penjualan dari konflik tersebut telah muncul di beberapa pasar lain di luar Malaysia, Indonesia, dan Timur Tengah,” kata para eksekutif pada bulan Agustus.

Induk perusahaan Burger King, Restaurant Brands juga gagal memenuhi ekspektasi pendapatan kuartalan pada hari Selasa. sementara McDonald's MCD.N melaporkan penurunan penjualan global kuartalan terbesarnya dalam empat tahun minggu lalu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement