Rabu 06 Nov 2024 07:38 WIB

Ini 5 Sifat Buruk Manusia yang Disebut Alquran

Alquran menyebut lima sifat kebanyakan manusia.

ILUSTRASI Jamaah membaca Alquran di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Karta Raharja Ucu
ILUSTRASI Jamaah membaca Alquran di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Prof Yunahar Ilyas dalam bukunya, Tipologi Manusia Menurut Al-Qur’an (2007, Labda Press), fitrah manusia cenderung pada Kebenaran. Itu sejalan dengan pendapat Ibnu Katsir dalam kitab Mukhtashar Tafsir Ibn Katsir II, yang membahas Alquran surah ar-Rum ayat ke-30. Pakar ilmu tafsir Alquran itu menegaskan, manusia memiliki fitrah bertuhan.

Namun, manusia tidak selalu tegar dalam kebaikan. Alquran bahkan menyebutkan sejumlah kecenderungan negatif yang melekat pada diri makhluk ini.

Baca Juga

Pertama, manusia cenderung zalim dan bodoh. Hal itu ditegaskan dalam surah al-Ahzab ayat ke-72. Terjemahannya, "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh."

Kedua, amat mencintai harta benda, sekaligus kikir karena merasa semua itu miliknya seorang. Sifat ini cenderung lalai pada fakta bahwa segala yang ada di langit dan bumi adalah milik-Nya. Biasanya, seorang yang bakhil akan menyadari hal itu setelah kehilangan harta yang sangat dijaganya. Alquran menyinggung sifat buruk itu antara lain dalam surah al-Fajr ayat ke-20. Artinya, "Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan."

Ketiga, sangat mudah terperdaya oleh hal-hal duniawi. Kalau ditimpa kesulitan, maka manusia cenderung menyadari kelemahan, sehingga mengadu kepada Allah. Namun, bila kesulitan itu sudah lewat dan mendapatkan banyak kesenangan, maka dia membangga-banggakan diri atau bahkan sombong.

Disebutkan dalam Alquran surah az-Zumar ayat kedelapan. Artinya, "Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.'"

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement