Rabu 06 Nov 2024 08:46 WIB

Menag Minta Umat Buddha Jaga Kesakralan Borobudur

Menag tegaskan, Borobudur adalah tempat ibadah kaum Buddha yang sarat nilai spiritual

Menteri Agama Nasaruddin Umar (kedua dari kiri) dalam acara Silaturahim Kebangsaan Menteri Agama  dan Menteri Kebudayaan bersama Umat Buddha Indonesia, yang digelar di Ji Expo, Jakarta, pada Selasa (5/11/2024).
Foto: dok kemenag
Menteri Agama Nasaruddin Umar (kedua dari kiri) dalam acara Silaturahim Kebangsaan Menteri Agama dan Menteri Kebudayaan bersama Umat Buddha Indonesia, yang digelar di Ji Expo, Jakarta, pada Selasa (5/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berharap, umat Buddha di Indonesia tetap menjaga kesakralan Borobudur. Menurut dia, bangunan candi yang berlokasi di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, itu berfungsi sebagai tempat ibadah Buddha yang nilai-nilai kesakralannya penting dijaga.

Pernyataan itu disampaikan Menag dalam acara bertajuk "Silaturahim Kebangsaan Menteri Agama dan Menteri Kebudayaan bersama Umat Buddha Indonesia." Kegiatan ini diselenggarakan oleh Keluarga Cendekiawan Buddihs Indonesia di Jakarta International Expo (JIExpo), Jakarta Utara, Selasa (5/11/2024).

Baca Juga

"Borobudur itu banyak sekali fungsinya. Tapi, sekalipun fungsinya begitu banyak, fungsi kesakralannya tidak boleh dihilangkan. Karena, Borobudur itu kebanggaan semuanya. Bukan hanya kebanggaannya Buddha, tapi kebanggaan dunia," ujar Menag Nasaruddin Umar, seperti dikutip Republika dari laman resmi Kemenag, Rabu (6/11/2024).

Demi menjaga kesakralan tersebut, Menag meminta seluruh umat agar tak melihat Borobudur hanya dari aspek ekonominya. Seperti diketahui, candi Buddha terbesar di dunia itu masyhur sebagai salah satu destinasi wisata.

Menurut Menag, Borobudur juga memiliki nilai-nilai spiritual. Ia pun berharap, perhatian pada candi ini dapat beriringan, yakni antara peningkatan spiritualitas kaum Buddha dan peningkatan ekonomi bagi warga sekitarnya.

“Jangan sampai nanti kita melakukan rasionalisasi yang justru menyimpang daripada fungsinya. Tapi, pada saat yang bersamaan juga bagaimana Borobudur itu bisa memberikan kontribusi secara ekonomis kepada masyarakat sekitarnya,” ujar Imam Besar Masjid Istiqlal itu.

“Saya kira, di indonesia wisata religi yang paling tinggi pengunjungnya adalah Borobudur; disusul Istiqlal. Oleh karena itu, rumah ibadah itu mendapat berkah. Mari kita pertahankan orisinalitasnya Borobudur. Jangan eksploitasi candi ini dan menghilangkan kesakralannya,” lanjut dia.

Menag mengatakan, Candi Borobudur adalah bangunan yang terlindungi, bahkan oleh organisasi dunia. Karena itu, masyarakat Indonesia juga harus turut melindungi kawasan bangunan ini dari hal-hal yang berpotensi merusaknya.

“Karena itu, saya mengimbau pada masyarakat setempat untuk memberikan apresiasi secara spiritual bahwa bangunan sakral seperti itu yang dikeramatkan oleh para penganutnya (Buddha). Tidak usah dipertentangkan. Jadi, saya kira inilah kebanggaan Indonesia, inilah kebanggaan dunia. Mari kita rawat bersama,” tutup Menag.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement