Rabu 06 Nov 2024 19:45 WIB

Desainer: Kita Optimistis Busana Syari Masih Disukai Masyarakat

Busana syari menjadi komoditas unggulan pengusaha Muslim.

Model memperagakan busana muslim.
Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Model memperagakan busana muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desainer Indonesia Merry Pramono mengatakan dirinya optimistis bahwa busana sopan ala busana syar'i (modest fesyen) di Indonesia masih diminati oleh masyarakat dan memiliki peluang tinggi untuk berkembang pada tahun 2025 mendatang.

"Insya Allah tahun depan masih tetap optimistis dan koleksi busana syar'i itu (masih disukai masyarakat karena) lebih sulit (ditemukan)," kata Merry saat ditemui dalam acara gelaran busana tahunan Si.Se.Sa. di kawasan SCBD, Jakarta Pusat, Rabu.

Baca Juga

Dia menambahkan, "Jadi, kita mencoba membuat kreativitas sendiri supaya kita tetap dapat memberikan busana untuk muslimah yang fashionable, tapi tetap mengacu pada kaidah agama".

Menurut Merry, ada beberapa faktor untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap busana sopan atau modest fesyen. Mulai dari kreativitas dalam mendesain pakaian, memilih bahan terbaik, membuat ragam pilihan pakaian hingga meningkatkan daya guna pakaian agar dapat dipakai dengan nyaman saat beraktivitas sehari-hari.

"Busana syar'i itu lebih sulit ya menurut saya karena hanya digunakan untuk sebagian tempat yang membutuhkannya (seperti negara Indonesia dengan mayoritas masyarakatnya beragama Islam)," kata Merry.

Oleh karena itu, Merry merasa yakin bahwa busana sopan di Indonesia dapat meningkat dan mengalami perkembangan lebih baik di tahun-tahun selanjutnya. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia bersama sejumlah stake holder terkait untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat busana sopan (modest fesyen) dalam beberapa tahun ke depan.

Mengutip dari laman Kementerian Perdagangan RI, Rabu, total pengeluaran konsumen Muslim untuk fesyen, baik pakaian dan alas kaki, tercatat sebesar 318 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp5 triliun pada tahun 2022 (Berdasarkan data State of the Global Islamic Economy (SGIE) tahun 2023).

Bahkan, pengeluaran tersebut diprediksi meningkat sebesar 6.1 persen menjadi 428 juta dolar AS pada 2027.

Besarnya potensi busana sopan tersebut diharapkan dapat membuat Indonesia menjadi kiblat fesyen Muslim dunia di tahun 2024 dan tahun-tahun selanjutnya, dengan didukung oleh kekayaan lokal serta keahlian tinggi para pelaku industri fesyen.

"Kita selalu memberikan yang terbaik untuk konsumen, itu juga disesuaikan dengan manfaatnya," kata Merry mengakhiri percakapan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement