REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Pemerintah Iran memberi tanggapan terhadap hasil Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) yang memenangkan calon dari Partai Republik, Donald Trump, atas calon dari Demokrat, Kamala Harris.
Juru bicara Iran Fatemeh Mohajerani menegaskan, kembalinya Trump ke Gedung Putih bukanlah masalah meski dapat menimbulkan sanksi lebih lanjut terhadap Republik Islam tersebut.
AS yang saat itu berada di bawah Presiden Trump, secara sepihak, menarik diri pada 2018 dari perjanjian nuklir yang ditandatangani pada tahun 2015 dengan Iran. Trump juga memberlakukan serangkaian sanksi yang berat kepada Iran.
Menanggapi kemenangan Trump, Mohajerani mengatakan kepada wartawan di Teheran pada Rabu (6/11/2024), Iran tidak melihat adanya perbedaan antara Trump dan pesaingnya dalam pemilihan umum Kamala Harris, seperti dilaporkan Mehr News."Pemilihan presiden AS tidak ada hubungannya dengan kami. Kebijakan umum AS dan Iran bersifat konstan," katanya.
"Tidak masalah siapa yang menjadi presiden di Amerika Serikat karena semua perencanaan yang diperlukan telah dibuat sebelumnya," kata Mohajerani, menjelaskan bahwa Iran siap menghadapi sanksi baru apa pun.
"Lebih dari lima dekade sanksi telah membuat Iran menjadi keras dan kami tidak khawatir tentang terpilihnya kembali Trump," kata dia.