Kamis 07 Nov 2024 13:17 WIB

Sejarah Islam di Amerika

Umat Islam menjadi bagian dari sejarah panjang Amerika Serikat.

Masjid Bellevue di Islamic Center of Nashville, Amerika Serikat.
Foto: icnbm.org
Masjid Bellevue di Islamic Center of Nashville, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum Muslim di Amerika Serikat (AS) saat ini termasuk kelompok minoritas. Namun, persebaran Islam di Benua Amerika ternyata memiliki sejarah yang panjang.

Profesor Barry Fell, misalnya, menjelaskan bahwa kehadiran Muslim di Benua Amerika sudah terlacak sejak sekitar abad ketujuh Masehi. Dalam Saga America (1980), akademisi Universitas Harvard ini menyajikan beragam bukti ilmiah. Ia menyimpulkan, orang Islam dari pantai barat dan utara Afrika telah mendarat di Amerika tiga abad sebelum Christopher Columbus sampai, pada 1492.

Baca Juga

Di Amerika, kaum Muslim sejak abad ke-11 sudah mendirikan banyak sekolah, masjid, dan pusat masyarakat di daerah-daerah yang kini dikenal sebagai Nevada, Colorado, New Mexico, dan Indiana. Bukti lainnya, sedikitnya ada 565 nama kota atau wilayah di AS dan Kanada yang memiliki akar kata bahasa Arab.

Misalnya, Mecca, Medina, Cairo, atau Mahomet (Muhammad). Demikian pula dengan Laut Karibia (qarib, bahasa Arab) dan Kuba (Quba).

Menurut Dr Ivan Van Sertima, Dr TB Irving, dan Adib Rashad, Islam pertama kali hadir di AS melalui kaum Muslim berkulit hitam Afrika. Mereka datang ke Amerika 180 tahun sebelum Columbus. Tentu saja mereka membawa kewajiban Islam, termasuk puasa.

photo
Masyarakat menggelar doa bersama untuk almarhum Muhammad Ali di Louisville Islamic Center, Louisville, Kentucky, Amerika Serikat pada Ahad (5/6). - (Dailymail.co.uk)

Dalam buku Islam, Black Nationalism and Slavery, Adib Rashad mencatat, "Penjelajah dan saudagar Muslim Afrika di bawah arahan Khalifah Mansa Abubakari Muhammad ... menjelajahi banyak bagian Amerika, termasuk apa yang sekarang dikenal sebagai Amerika Serikat."

Rashad juga menyatakan, kaum Muslim Afrika "berdagang, menyebarkan Islam, menikahi dan mengIslamkan pribumi Amerika."

Sepanjang abad ke-17 hingga abad ke-18, praktik perbudakan berlangsung di seluruh koloni Eropa di Amerika. Banyak pula orang-orang Muslim kulit hitam yang jatuh ke dalam perbudakan.

Secara keseluruhan, budak-budak Muslim itu dilarang menjalankan ibadah Islam, semisal puasa pada bulan Ramadhan. Lecutan cemeti menjadi hukuman bagi Muslimin tersebut yang diketahui sedang berpuasa atau mengajarkan Islam.

Akan tetapi ada juga pemilik budak yang toleran terhadap para budak Muslim dan memperbolehkan mereka menjalankan rukun Islam.

Dikisahkan, Sali-Bul Ali adalah seorang budak di sebuah perkebunan. James Coupor, si pemilik budak tersebut menuturkan, sebagaimana dinukil dalam buku Slave Religion, "Ia pengikut Muhammad yang setia. Ia berpantang minum minuman keras dan menjalankan berbagai jenis puasa, terutama puasa Ramadhan."

Sebagian budak Muslim di Amerika tersebut berasal dari kerajaan-kerajaan kuno Afrika. Pangeran Abdul Rahman menelusuri asal usulnya ke Kesultanan Moor yang terkenal karena berhasil menaklukkan dan memajukan Spanyol.

Salih Bilai adalah anggota komunitas Foulah di Sudan, yang terkenal sebagai keturunan raja-raja Gembala Mesir. Leluhur Job Ben Solomon konon dapat ditelusuri hingga ke Sulaiman dan Ibrahim AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement