Kamis 07 Nov 2024 15:10 WIB

Teknologi Baterai Dukung Transisi Energi Bersih

Teknologi baterai terus berkembang pesat.

Petugas menunjukkan unit Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) untuk motor listrik yang baru dipasang di PLN UP3 Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (3/1/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Petugas menunjukkan unit Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) untuk motor listrik yang baru dipasang di PLN UP3 Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (3/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Energy Agency atau IEA memperkirakan kapasitas baterai akan meningkat signifikan pada tahun 2030 untuk mendukung transisi energi bersih. Target utamanya adalah untuk meningkatkan ketahanan pasokan dengan memperkuat rantai pasokan mineral kritis, seperti litium dan memperluas kapasitas daur ulang.

Hal ini penting untuk menurunkan biaya produksi baterai hingga 30 persen, mengurangi ketergantungan bahan mentah baru dan meningkatkan akses energi bersih yang lebih terjangkau. Khususnya di sektor transportasi dan penyimpanan energi terbarukan.

Teknologi baterai pun semakin berkembang pesat. Semua pabrikan baterai yang didominasi oleh Tiongkok saling bersaing menciptakan teknologi yang semakin mutakhir dengan density tinggi, daya charging cepat, aman dan ramah lingkungan.

Selain baterai, laporan IEA 2024 juga menyoroti pertumbuhan pesat hidrogen bersih sebagai elemen kunci dalam dekarbonisasi. Khususnya, pada sektor industri berat dan transportasi. Pada 2030, diharapkan kapasitas produksi hidrogen rendah karbon meningkat tiga kali lipat dengan investasi lebih besar pada infrastruktur. Terutama di wilayah dengan target nol emisi.

Tantangan utama meliputi biaya tinggi, pengembangan teknologi, dan akses ke sumber daya energi bersih. Butuh strategi kebijakan yang lebih kuat untuk memastikan rantai pasokan hidrogen yang handal dan terjangkau.

Dalam aplikasinya, teknologi hidrogen mempunyai tantangan tersendiri yang lebih komplek. Hal ini karena sifat dan karakteristik dari material itu sendiri mulai dari aplikasi, penyimpanan serta rantai pasoknya. Akan tetapi hidrogen sendiri merupakan energi terbarukan yang tidak ada batasnya sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut dan lebih ramah lingkungan.

Pada 21 – 24 Oktober 2024, event international tahunan TestXpo | 32nd International Expo for Materials Testing digelar di kota Ulm Jerman. Gelaran ini fokus pada inovasi baru serta tantangan pengujian pada baterai, hidrogen, medical dan farmasi yang semakin berkembang.

Terdapat 200 exhibitor dari berbagai perusahaan dan 70 presentasi dari para pakar dan riset yang lagi-lagi fokus kepada baterai, hidrogen dan farmasi. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 1800 partisipan dari 40 negara termasuk 8 partisipan dari Indonesia.

Pada kesempatan ini, delapan partisipan dari Indonesia terkesima dengan pembahasan tentang solusi dari kebutuhan dan tantangan pengujian dengan teknologi mutakhir. TestXpo ini merupakan pameran teknologi pengujian material testing tahunan yang diadakan ZwickRoell di Ulm, Jerman. Setiap tahunnya selalu ada perwakilan dari Indonesia yang hadir dalam event ini.

“Kami sangat senang dan antusias bisa melihat sekaligus berdiskusi dengan para pakar dan peneliti dari berbagai negara khususnya dalam lecture tentang baterai dan hidrogen serta melihat teknologi pengujian terkini,” kata Gunawan Tri Nugroho, CRO dari ZwickRoell in Indonesia.

Selain melihat lebih dekat pameran teknologi pengujian, para peserta seluruh dunia juga dapat menikmati indahnya kota tua Ulm, Jerman. Kota ini merupakan tempat kelahiran Bapak Fisika Modern yaitu Albert Einstein. “TestXpo menawarkan kesempatan untuk melihat teknologi pengujian terbaru dan inovasi industri terkini,” kata Gunawan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement