Jumat 08 Nov 2024 12:25 WIB

Fans Maccabi Tel Aviv Rusuh di Amsterdam Copoti Bendera Palestina, Berakhir Digebuki Warga

Aksi para hooligans Maccabi Tel Aviv memicu kericuhan di kota Amsterdam.

Rep: Fitriyanto/ Red: Andri Saubani
Fans Maccabi Tel Aviv.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Fans Maccabi Tel Aviv.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Hooligans atau para perusuh sepak bola Israel beraksi rusuh saat mereka mencopoti bendera-bendera Palestina yang menghiasi beberapa rumah di Kota Amsterdam jelang laga Liga Europa Maccabi Tel Aviv kontra Ajax Amsterdam, pada Kamis (7/11/2024) waktu setempat. Namun sial bagi para hooligans, aksi vandalismenya memicu kemarahan warga sekitar yang kemudian mempersekusi mereka.

Berdasarkan rekaman video yang viral di media sosial dan dilansir oleh The Cradle, terlihat bahwa, puluhan orang berpakaian serba hitam yang diduga adalah fans Maccabi Tel Aviv bersorak-sorai dan meneriakkan yel-yel provokatif seperti  "f*** you Palestine" dan "ole", sementara beberapa dari mereka tampak memanjat bagian depan sebuah gedung di Rokin, untuk mencopoti dan merobek bendera Palestina yang tergantung di jendela gedung itu.

Baca Juga

Sementara itu, klip yang dibagikan oleh sebuah laman pro-hooligan di X menggambarkan perkelahian yang disebut terjadi antara penggemar Maccabi Tel Aviv dan sekelompok pendukung Ajax Amsterdam dari kalangan Muslim-Maroko. Akun tersebut sebelumnya telah membagikan informasi yang kredibel, seperti saat para penggemar Manchester United diserang oleh ultras Fenerbahce di Istanbul pada Oktober lalu.

Polisi Amsterdam belum melakukan penangkapan dan belum mengonfirmasi bahwa para pelaku adalah penggemar Maccabi Tel Aviv meskipun ada sempat muncul kericuhan di pusat kota. Polisi mengatakan bahwa mereka 'mencegah konfrontasi antara sekelompok supir taksi dan sekelompok pengunjung yang datang dari kasino yang berdekatan'.

Mail Sport tidak dapat menemukan rekaman bentrokan antara supir taksi dan penggemar secara langsung, meskipun salah satu sumber daring menggambarkan koalisi pengemudi taksi dan Uber kemudian 'mengusir mereka dari kota'.

'Intimidasi dan vandalisme di kota kami: seorang hooligan Maccabi merusak sebuah taksi. Kekerasan terhadap pengemudi yang bekerja keras seperti ini tidak dapat diterima. Saatnya membuat Amsterdam kembali aman,' tulis seorang pengemudi di X.

Baik Ajax maupun Maccabi Tel Aviv tidak mengomentari kerusuhan tersebut menjelang pertandingan Liga Europa mereka pada Kamis malam. Ajax adalah klub dengan akar Yahudi yang kuat. Mayoritas penduduk Yahudi Belanda tinggal di Amsterdam sebelum Perang Dunia Kedua.

Stadion lama mereka dulunya terletak di sebelah Amsterdam-Oost, lingkungan yang dihuni banyak orang Yahudi. Sepanjang 1960-an dan 1970-an, banyak ketua dan pemain klub tersebut adalah orang Yahudi.

Sebelumnya, pihak berwenang di Amsterdam telah melarang demonstrasi pro-Palestina yang rencananya akan diadakan di Johan Cruyff Arena milik Ajax. Wali kota Amsterdam Femke Halsema mengatakan kepada AT5 bahwa 'konfrontasi dengan kekerasan merupakan prospek yang realistis' dan bahwa polisi tidak dapat menemukan cara untuk mengizinkan demonstrasi berlangsung dengan aman di lokasi.

Namun, para pengunjuk rasa, yang merupakan bagian dari acara yang disebut Week4Palestine, telah diberi lokasi alternatif untuk menggelar unjuk rasa mereka di Anton de Koplein, hanya beberapa ratus meter dari markas Ajax.

Para pengunjuk rasa Week4Palestine telah menyetujui lokasi alternatif tersebut mulai pukul 7 malam, dengan menulis di Instagram: 'Kami tidak punya pilihan lain. Para aktivis juga tampaknya membalas para pembuat onar Maccabi Tel Aviv pada Kamis malam.

Satu video yang diunggah di Instagram Week4Palestine memperlihatkan seorang pria, yang diduga adalah fans Maccabi Tel Aviv, berenang di Sungai Amstel. Pria itu diduga menceburkan diri ke sungai menghindari kejaran warga sekitar. Berdasarkan rekaman video, terdengar sebuah suara berteriak dari tepi sungai, "Katakan bebaskan Palestina dan kami akan pergi." Pria yang menceburkan diri ke sungai itu pun kemudian mengikuti perintah tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement