Jumat 08 Nov 2024 16:08 WIB

Geo Dipa Tingkatkan Bauran Energi Panas Bumi

Pengembangan panas bumi dapat mendukung ketahanan energi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Satria K Yudha
Petani beraktivitas di sekitar sumur produksi PLTP PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022).
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Petani beraktivitas di sekitar sumur produksi PLTP PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Sektor energi geothermal atau panas bumi semakin menarik perhatian investor global, seiring dengan meningkatnya kesadaran dunia tentang pentingnya transisi menuju energi ramah lingkungan. PT Geo Dipa Energi (GDE), salah satu perusahaan pengelola energi panas bumi terbesar di Indonesia, menargetkan untuk meningkatkan kontribusi geothermal dalam bauran energi nasional hingga mencapai 10 persen dalam dua tahun ke depan.

Setiap tahunnya, Geo Dipa menyetorkan sekitar Rp 200 miliar kepada negara, yang tidak hanya berdampak positif pada perekonomian nasional, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat di sekitar proyek-proyek panas bumi GDE, seperti PLTP Patuha dan Dieng.

Direktur Pengembangan Niaga dan Eksplorasi Geo Dipa Energi, Ilen Kardani, mengungkapkan, saat ini kapasitas geothermal baru mencapai 120 GW, sementara total bauran energi Indonesia mencapai 2.300 GW. Meskipun kontribusinya masih kurang dari 1 persen, GDE optimis dapat meningkatkan kapasitas geothermal hingga 260 GW dalam dua tahun mendatang, menjadikannya sebagai salah satu sumber energi utama yang ramah lingkungan.

"Geothermal adalah energi yang bersih dan terbarukan, sehingga sejalan dengan tren global yang semakin menekankan pada pengurangan emisi karbon. Kami melihat adanya potensi besar untuk meningkatkan kapasitas ini dan menarik lebih banyak investasi," kata Ilen dalam acara Media Briefing Press Tour yang diadakan oleh Kementerian Keuangan pada Jumat (8/11/2024) di Bandung.

Bahkan, lanjut Ilen, Geo Dipa telah menerima lebih dari 10 tawaran kerja sama dari investor global yang tertarik untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek geothermal di Indonesia. Salah satu proyeknya, di Dieng Jawa Tengah, akan segera mengembangkan unit III dan IV yang telah mendapatkan pendanaan, sementara unit VI dan VII juga sedang dipersiapkan bersama mitra.

Ilen menambahkan, sektor geothermal Indonesia kini menjadi tujuan investasi yang menarik karena keuntungan yang didapatkan sudah berfokus pada energi hijau, sementara sektor energi fosil terus menghadapi tantangan. Hal ini diperkuat dengan kabar rencana pemerintah Indonesia untuk memberlakukan pajak karbon yang diyakini akan semakin mempercepat transisi energi terbarukan.

"Jika pajak karbon diberlakukan, akan ada insentif besar bagi pengembangan energi hijau. Ini akan mempercepat peralihan ke sumber energi bersih, dan tentunya meningkatkan daya tarik sektor geothermal," lanjut Ilen.

Keberhasilan proyek Geo Dipa juga tampak di PLTP Patuha Unit II, meskipun masih dalam tahap pembangunan, telah menunjukkan bukti nyata kepercayaan investor terhadap sektor geothermal. Proyek ini bahkan mendapatkan pendanaan sebesar 10 juta dolar AS dalam bentuk hibah untuk pembelian kredit karbon, sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pengurangan emisi karbon global.

Ilen optimistis sektor ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian target energi terbarukan nasional dan sekaligus mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca. Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi, pengembangan energi geothermal bertujuan untuk mendukung ketahanan energi, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement