Jumat 08 Nov 2024 16:20 WIB

Badan Geologi Identifikasi Pergerakan Tanah di Puncak Gunung Lewotobi

Pemerintah telah mengevakuasi masyarakat yang bermukim di kaki gunung.

Warga memacu kendaraannya untuk menjauhi erupsi dari kawah Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis (7/11/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Warga memacu kendaraannya untuk menjauhi erupsi dari kawah Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis (7/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengidentifikasi potensi terjadinya pergerakan tanah akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada bagian puncak gunung api itu.

“Potensi pergerakan tanah berada di sekitar puncak gunungnya,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid saat ditemui di Jakarta, Jumat (8/11/2024).

Baca Juga

Dia menjelaskan, pergerakan tanah itu berpotensi terjadi karena sisa-sisa material vulkanik yang dilontarkan selama gunung mengalami erupsi akan bertumpuk dan mengendap di sekitaran puncak. Meski membutuhkan pengamatan yang lebih lanjut, namun pihaknya mengestimasi jumlah tumpukan material tersebut bisa mencapai ratusan ribu meter kubik terakumulasi dari endapan erupsi sebelum-sebelumnya.

“Nanti akan dimonitor memakai drone ketika kondisi di lapangan memungkinkan. Belum sekarang karena erupsinya masih berlangsung,” kata dia.

Menurutnya, material-material erupsi yang diperkirakan terus terakumulasi dalam beberapa waktu ke depan, sangat rentan runtuh. Bila diguyur hujan dengan intensitas yang cukup deras, maka akan menghantam semua yang dilintasinya.

Oleh karena itu, pemerintah mengambil langkah cepat untuk mengevakuasi seluruh masyarakat yang bermukim di sekitar kaki Gunung Lewotobi Laki-Laki, terkhusus pada radius 7-8 kilometer ke tempat yang lebih aman.

“Ini merupakan potensi bahaya lain yang perlu diantisipasi, selain bahaya dari erupsinya itu sendiri yang kami identifikasi eksplosif dan sudah di luar dari standar normalnya,” ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement