Sabtu 09 Nov 2024 06:55 WIB

Kemenag-DPR Segera Raker Besaran Biaya Haji 2025, Berapa Kisarannya?

Tahun ini, biaya haji diperkirakan naik sebesar 5-10 persen.

Rep: Muhyiddin, Dian Fath/ Red: Lida Puspaningtyas
Jamaah haji kloter JKG 63 mengikuti rangkaian acara penyambutan setibanya di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Ahad (21/7/2024). Sebanyak 388 jamaah dan 5 petugas haji yang tergabung dalam kloter JKG 63 tiba di Asrama Haji Pondok Gede dan merupakan jamaah kloter terakhir yang dilepas melalui embarkasi tersebut.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Jamaah haji kloter JKG 63 mengikuti rangkaian acara penyambutan setibanya di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Ahad (21/7/2024). Sebanyak 388 jamaah dan 5 petugas haji yang tergabung dalam kloter JKG 63 tiba di Asrama Haji Pondok Gede dan merupakan jamaah kloter terakhir yang dilepas melalui embarkasi tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dirjen Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief mengatakan, pihaknya akan segera menggelar Rapat Kerja (Raker) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk mengumumkan besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025.

"Untuk pengumuman berapa Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang akan datang nanti kami akan mendiskusikan dengan DPR," ujar Hilman saat konferensi pers usai pembukaan Mudzakarah Perhajian Indonesia di Kampus IAI Persis, Kabupatena Bandung, Kamis (7/11/2024) malam.

Baca Juga

Menurut dia, Kemenag juga sudah menyusun biaya berdasarkan perhitungan-perhitungan yang dilakukan dan dikaji dari berbagai aspek.

"Nah itu akan kita diskusikan dengan DPR dalam raker yang mudah-mudahan dalam waktu segera dalam minggu depan," ucap dia.

Setelah ditetapkan dalam Raker tersebut, dia berharap bisa segera mengumumkan kepada masyarakat terkait BPIH 2025 dan jamaah bisa melakukan pelunasan.

"Targetnya akhir tahun sudah ada keputusan," kata Hilman.

Saat ditanya terkait adanya kemungkinan kenaikan biaya haji 2025, Hilman hanya menyatakan bahwa semua itu akan dibahas dalam Raker bersama DPR tersebut.

"Itu nanti kita lihat angkanya pas di Raker," jelas tokoh muda Muhammadiyah ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement