REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Belakangan ini, survivalisme, sebuah cara hidup untuk menyiapkan diri dari hancurnya peradaban, dipraktikkan para profesional dan pebisnis di Amerika Serikat. Mereka merupakan para eksekutif yang bekerja di bidang teknologi hingga manajer keuangan.
Upaya manusia modern untuk selamat dari hari kiamat memang menjadi fenomena. Dengan segala sumber daya dan upaya, mereka ingin menyelamatkan diri dari pencipta-Nya.
Dilansir dari Newyorker.com, seorang pria asal San Francisco bernama Steve Huff man (33 tahun) menjalani sebuah operasi laser mata untuk menghilangkan penyakit rabun yang telah dideritanya sejak 2015.
Alasan Steve terbilang unik. Menurut dia, operasi tersebut mampu meningkatkan peluangnya untuk selamat dari bencana alam maupun bencana buatan manusia. "Jika dunia berakhir (kiamat— Red) dan kita mengalami kesulitan dalam penglihatan, tentu itu akan sangat menyebalkan," kata Steve
Antonio Garcia Martinez, mantan manajer produk Facebook, tinggal di San Francisco. Dia membeli lima hektare hutan di sebuah pulau di Pacific Northwest. Dia membawa generator, panel surya, hingga ribuan amunisi. "Ketika sebuah masyarakat kehilangan sebuah mitos, ini bisa menjadi kekacauan," kata dia, dilansir dari New Yorker.
Dia juga mengeluhkan mulai banyaknya imigran di New York. Menurut dia, mereka berpikir jika seorang pria bisa menjadi mafia. "Tidak, Anda perlu membentuk milisi lokal. Anda butuh banyak hal untuk mengendalikan hari kiamat. "
Dalam sebuah grup Facebook, survivalis kaya berbagi kiat untuk topeng gas, bungker, dan lokasi aman dari efek perubahan iklim. Salah satu anggotanya, seorang anggota firma investasi, mengatakan, "Saya menyiapkan sebuah helikopter untuk berangkat setiap waktu. Saya pun memiliki bungker bawah tanah dengan sistem penyaringan udara."
Dia mengakui, persiapannya mungkin membuatnya dicap ekstrem di antara koleganya. Namun, dia menambahkan, "Banyak temanku yang menyimpan senjata, motor, dan koin emas. Ini bukan sesuatu yang sulit ditemukan lagi. Jika ada perang saudara atau gempa bumi raksasa yang memotong bagian dari Kalifornia, kami ingin telah siap," kata dia.
Padahal, hari kiamat kerap disebutkan dalam Alquran sebagai sesuatu yang mengerikan dan tak akan satu pun umat manusia bisa lolos.
Allah SWT dalam QS al-Insyiqaq (surat ke-84) ayat 1-5 berfirman:
إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ وَإِذَا الْأَرْضُ مُدَّتْ وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلَّتْ وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ
Apabila langit terbelah (1), dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh (2), dan apa bila bumi diratakan (3), dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong (4), dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya) (5).
Pada saat itu, seperti dikemukakan Rasulullah SAW dalam salah satu hadisnya, tidak ada perlindungan kecuali hanya perlindungan Allah. Karena itu, sungguh celaka orang yang tidak mendapatkan perlindungan Allah. "Celakalah orang yang tidak mendapatkan perhatian atau tidak ditengok Allah pada hari kiamat," kata Ustadz Taufiqurrohman SQ, sebagaimana dikutip dari Harian Republika.
Dia lalu mengutip hadits Rasulullah yang menyebutkan:
اثنانِ لا يَنْظُرُ اللهُ إليهِما يومَ القيامةِ : قاطِعُ الرَّحِمِ ، وجارُ السُّوءِ
"Ada dua kelompok manusia yang tidak ditengok Allah pada hari kiamat. Keduanya adalah orang yang memutuskan tali silaturahim dan tetangga yang jahat."
Ustadz Taufiqurrohman mengingatkan agar kaum Muslimin selalu menjaga tali silaturahim, baik dengan keluarga, saudara, tetangga, sahabat, teman, dan sebagainya.
Dia mengutip salah satu hadis Rasulullah tentang keutamaan orang yang bersilaturahim dan bersalaman, "Tidaklah dua orang Islam bertemu dan bersalaman melainkan Allah gugurkan dosanya sebelum keduanya berpisah."