REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso berkomitmen meningkatkan ekspor para pelaku usaha mikro,kecil, dan menengah(UMKM) melalui program UMKM BISA (Berani Inovasi, Siap Adaptasi) Ekspor. Oleh karena itu, semua bentuk kegiatan ekspor yang dilakukan pelaku UMKM harus dipercepat dan dipermudah.
Budi menegaskan hal ini pada pembentukan Forum Dialog Ekosistem UMKM BISA Ekspor, di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Jumat (8/11/2024). Forum dialog tersebut mendiskusikan sejumlah langkah sebagai tindak lanjut upaya peningkatan ekspor oleh UMKM. Forum ini merupakan upaya mencetak lebih banyak UMKM untuk menjadi eksportir sehingga dapat memberi kontribusi bagi perekonomian nasional.
"Forum dialog ini diharapkan dapat memfasilitasi terwujudnya target kontribusi ekspor UMKM yang terukur dan terus meningkat, serta satu data UMKM ekspor yang terverifikasi," kata Mendag, dalam keterangan resmi, Sabtu (9/11/2024).
BUMKM BISA Ekspor, lanjut Budi merupakan salah satu program prioritas Kemendag. Kemendag mengumpulkan para pembina UMKM dan agregator untuk memetakan masalah-masalah terkait ekspor. Ini agar dalam waktu dekat dapat ditindaklanjuti.
"Target kami, ekspor UMKM bisa dipercepat, dipermudah, dan meningkat. Dari forum dialog ini, kami lihat UMKM, pembina, hingga agregator punya semangat yang sama. Kami akan berkolaborasi untuk mewujudkan tujuan bersama ini."
Kemendag dan para pemangku kepentingan sepakat membuat forum rutin untuk membahas permasalahan ekspor, khususnya bagi ekspor UMKM. Budi menunjuk Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag sebagai koordinator bagi Forum Dialog Ekosistem UMKM BISA Ekspor. Langkah lainnya adalah menyusun kalender kegiatan ekspor yang berisi jadwal-jadwal promosi maupun penjajakan kesepakatan dagang (business matching).
Upaya-upaya promosi di luar negeri akan memaksimalkan peran perwakilan perdagangan di luar negeri. Ia mengajak para pelaku UMKM, agregator, dan pembina ekspor untuk menghubungi para perwakilan perdagangan dalam mencari calon pembeli. Untuk keikutsertaan pada pameran internasional, produk-produk yang dipamerkan harus lolos kurasi sehingga produk Indonesia memiliki standar yang konsisten. Menurut Mendag, Forum Dialog Ekosistem UMKM BISA Ekspor merupakan inisiatif untuk memperkuat kapasitas ekspor UMKM Indonesia.
"Forum dialog ini juga ditujukan untuk menciptakan jembatan yang efektif antara UMKM Indonesia dan pasar global melalui kolaborasi erat berbagai pihak," ujar Budi.
Forum Dialog Ekosistem UMKM BISA Ekspor dijalankan secara kolaboratif oleh semua pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun nonpemerintah. Forum Dialog ini mengintegrasikan berbagai pemangku kepentingan kunci, yakni UMKM sebagai pelaku usaha yang difasilitasi dan dibina; kementerian, lembaga, swasta, dan agregator sebagai pembina ekspor; serta perwakilan RI di luar negeri, perwakilan perdagangan di luar negeri, hingga diaspora sebagai aktor yang berperan mempertemukan UMKM dengan pembeli internasional.
Budi mengatakan, Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Salah satu kontributor pertumbuhan ekspor nasional adalah kinerja ekspor. Agar pertumbuhan ekonomi tersebut dapat tercapai, Kemendag menargetkan ekspor nasional dapat tumbuh 7,1 persen pada 2025 hingga 9,6 persen pada 2029. Salah satu upayanya, melalui Program UMKM BISA Ekspor.
Kontribusi ekspor UMKM periode Januari—Agustus 2024, berdasarkan instrumen Surat Keterangan Asal (SKA), baru mencapai 6,8 persen dengan nilai 11,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS). "Untuk itu, peningkatan UMKM BISA Ekspor ditujukan untuk mendorong kontribusi ekspor UMKM terhadap ekspor nasional," ujar Mendag.
Turut hadir dalam forum dialog tersebut, yaitu Plt. Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Mardyana Listyowati, Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag Fajarini Puntodewi. Kemudian Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa Kementerian Desa Harlina Sulistyorini, sejumlah perwakilan dari kementerian dan lembaga lain seperti perbankan, pelaku usaha, serta para agregator ekspor.