Sabtu 09 Nov 2024 21:50 WIB

Dexa Group Dukung Kemandirian Kesehatan dengan Obat Berbahan Alam Indonesia

Dexa pastikan obat berbahan alam dan dikembangkan Fitofarmaka gunakan riset lokal

Partisipasi Dexa Group dalam Pameran Inovasi dan Teknologi Transformasi Kesehatan untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 di Jakarta Convention Center pada Jumat, (9/11/2024).
Foto: dok istimewa
Partisipasi Dexa Group dalam Pameran Inovasi dan Teknologi Transformasi Kesehatan untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 di Jakarta Convention Center pada Jumat, (9/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dexa Group menunjukkan komitmennya dalam mendukung kemandirian dan ketahanan kesehatan Indonesia melalui penyediaan obat-obatan yang mendukung kebutuhan 277,14 juta pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Komitmen ini terlihat dalam partisipasi Dexa Group dalam Pameran Inovasi dan Teknologi Transformasi Kesehatan untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 di Jakarta Convention Center pada Jumat, (9/11/2024).

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyoroti pentingnya membangun ketahanan kesehatan melalui produk obat dan alat kesehatan dalam negeri. “Inovasi harus terus dikembangkan dan tidak terbatas pada peneliti di ilmu kesehatan. Pemerintah juga meminta Menteri Kesehatan untuk memfokuskan anggaran kesehatan pada belanja produk dalam negeri,” ujar Pratikno saat membuka acara HKN di JCC.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan bahwa sektor farmasi, alat kesehatan, dan pelayanan kesehatan akan terus didorong menuju kemandirian nasional sebagai bagian dari transformasi ketahanan kesehatan.

"Pandemi telah mengajarkan kita tentang pentingnya kesiapan suplai obat-obatan dan alat kesehatan dalam negeri. Dengan jumlah penduduk lebih dari 280 juta, Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan mendesak seperti obat-obatan dan alat kesehatan,” kata Budi.

Presiden Direktur PT Dexa Medica, V Hery Sutanto, menjelaskan bahwa Dexa Group mendukung kemandirian kesehatan nasional melalui produksi Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang berbahan alam dan telah dikembangkan menjadi fitofarmaka menggunakan riset lokal. “Dexa Group konsisten mendukung program kemandirian dan ketahanan kesehatan Indonesia melalui obat-obat berbahan baku lokal dan OMAI yang menggunakan sumber daya alam Indonesia,” ungkap Hery. Ia menyebutkan bahwa beberapa tanaman herbal, seperti meniran, bungur, dan kayu manis, digunakan sebagai bahan fitofarmaka Dexa, dan bahan baku ini diperoleh langsung dari petani Indonesia.

Selain itu, untuk mendukung JKN, Dexa Group juga menyediakan produk Obat Generik Berlogo (OGB) dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi. “Produk OGB Dexa merupakan upaya untuk memastikan masyarakat Indonesia memiliki akses terhadap obat-obatan berkualitas dengan harga terjangkau,” ujar Hery.

Dekan Sekolah Farmasi ITB, Prof. apt. I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D., menyatakan bahwa potensi besar bahan alam Indonesia dapat menjadi solusi untuk kemandirian di sektor kesehatan. “Potensi Indonesia dalam bahan alam adalah nomor satu di dunia. Pemanfaatan obat berbahan alam dapat mendukung kesehatan masyarakat secara preventif dan promotif, terutama dalam menangani penyakit kronis,” jelas Prof. Ketut. Ia menambahkan bahwa pendekatan preventif menggunakan bahan alam dapat membantu mengurangi risiko penyakit seperti diabetes dan stroke.

Prof Raymond R. Tjandrawinata, Molecular Pharmacologist Dexa Group, memaparkan bahwa Indonesia memiliki ribuan spesies tanaman yang sebagian besar belum dimanfaatkan secara maksimal. “Pemanfaatan Nutri-genomics dan senyawa bioaktif dari tanaman herbal dapat menjadi solusi peningkatan kesehatan masyarakat,” kata Prof Raymond. Ia menggarisbawahi pentingnya lebih banyak uji klinis global untuk memastikan produk herbal Indonesia dapat diintegrasikan ke dalam JKN sehingga memberikan akses yang lebih luas bagi masyarakat.

Menurut Prof Raymond, penelitian lebih lanjut pada herbal Indonesia memungkinkan pemanfaatan bahan alam untuk tujuan pengobatan secara lebih luas.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement