Sabtu 09 Nov 2024 18:57 WIB

Sejumlah Alumni Universitas Al Azhar Mesir Dirikan Forum Dai dan Mubaligh

FOR-DAMAI mewadahi para aktivis dakwah alumni Al-Azhar Mesir

Sejumlah Al-Alumni Al-Azhar dirikan FOR-DAMAI untuk dakwah.
Foto: Republika/ Muhyiddin
Sejumlah Al-Alumni Al-Azhar dirikan FOR-DAMAI untuk dakwah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para alumni Universitas Al Azhar Mesir di Indonesia mendirikan Forum Dai & Mubaligh Azhari Indonesia (FOR-DAMAI) di Aula Al-Fahmu Institute Jakarta, Jumat (8/11/2024) kemarin.

Para alumni kampus ternama itu juga bertukar pikiran tentang masalah dakwah di tingkat nasional maupin global.

Baca Juga

"Alhamdulillah kemarin berkumpul para alumni Al-Azhar Cairo Mesir yang aktif bergiat dalam dakwah Islamiyah di Aula Al-Fahmu Institute Jakarta bertukar pikiran dan berdiskusi intensif seputar problematika dakwah di tingkat nasional dan global," ujar salah satu alumni Al Azhar Kairo, Ustadz Fahmi Salim kepada Republika.co.id, Sabtu (9/11/2024).

Dari silaturahim curah gagasan ini, kata dia, juga lahir inisiatif mendirikan sebuah Forum Dai dan Muballigh Azhari Indonesia (FOR-DAMAI) yang mewadahi para dai dan muballigh alumni Azhar. Menurut dia, forum ini didirikan agar ada sinergi antar dai jebolan Al Azhar.

"Agar sinergi kolaborasi dan pemberdayaan dai alumni Azhar berjalan sistemik dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat," ucap Ustadz Fahmi

Dia menjelaskan, Visi FOR-DAMAI adalah menjadi wadah utama bagi dai dan muballigh lulusan Al-Azhar Mesir dalam menyebarkan dakwah Islam yang moderat, ilmiah, dan rahmatan lil ‘alamin, serta berperan aktif dalam membina umat menuju kehidupan yang berakhlak mulia dan harmonis di tengah keberagaman masyarakat.

"Semoga Allah SWT meridhai dan membimbing hati dan pikiran para dai ke jalan yang diridhoinya," kata pendiri Al-Fahmu Institute Jakarta ini.

BACA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata

Majelis Ta'sisi FOR-DAMAI sendiri diisi oleh tokoh dan dai nasional, seperti Ustadz Habiburrahman El Shirazy, Ustadz Fahmi Salim, Ustadz Imam Al-Marghani, Ustadz Akmal Burhanuddin, Uatadz Aufan Na'im, Ustadz Agus Purwanto, Ustadz Ardhi Rosyadi, dan lain-lainm

"Bersama kami juga di Majelis Ta'sisi ikut bergabung Tuan Guru Prof Abdul Somad, Ustadz Ahmad Faris, dan Ustadz Muhammad Nuruddin," jelas Ustadz Fahmi Salim.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement