Ahad 10 Nov 2024 15:35 WIB

Benarkah Qatar Mundur Sebagai Mediator Gencatan Senjata di Gaza?

Media internasional menyebut Qatar akan berhenti memediasi gencatan senjata Gaza.

Anak-anak Palestina memilah sampah di tengah kekurangan gas untuk memasak di kamp pengungsi di Jalur Gaza, 4 November 2024.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Anak-anak Palestina memilah sampah di tengah kekurangan gas untuk memasak di kamp pengungsi di Jalur Gaza, 4 November 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Qatar menyangkal laporan media yang menyebut pihaknya telah mundur sebagai mediator dalam perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza. Mereka menyatakan, hal itu hanya terhenti sementara.

Dalam pernyataan pada Sabtu (9/11/2024), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Majed bin Mohammed Al-Ansari mengatakan, "laporan media yang mengatakan Qatar mundur sebagai mediator perundingan gencatan senjata di Gaza tidak akurat."

Baca Juga

Dia menambahkan bahwa Qatar telah memberitahu para pihak 10 hari yang lalu dalam upaya terbaru mencapai kesepakatan. Menurutnya, bahwa upaya mediasi antara Hamas dan Israel akan terhenti jika kesepakatan tidak tercapai pada putaran itu.

Pernyataan itu menyebutkan Doha akan melanjutkan upaya dengan para mitra ketika para pihak menunjukkan keinginan dan keseriusan mereka untuk mengakhiri perang brutal tersebut dan penderitaan warga sipil yang terus menderita.

Juru bicara Kemlu Qatar itu mengatakan, Doha tidak akan menerima jika mediasi menjadi alasan pemerasan. Menurutnya, sejak gencatan senjata awal November lalu, telah terjadi taktik manipulatif, termasuk mengingkari kewajiban yang disepakati melalui mediasi, dan mengeksploitasi perundingan untuk membenarkan kelanjutan perang demi melayani "tujuan politik sempit."

Al Ansari juga menyebut laporan mengenai penutupan kantor politik Hamas di Doha sebagai "tidak akurat". Dia mengatakan, tujuan utamanya adalah menjadi "saluran komunikasi" antara pihak-pihak terkait, dan saluran tersebut telah berkontribusi pada upaya mencapai gencatan senjata lebih awal. Dia menekankan perlunya media-media mendapatkan informasi dari sumber resmi.

Media internasional sebelumnya menyatakan Qatar akan berhenti memediasi kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera hingga Hamas dan Israel bersedia melanjutkan perundingan. Qatar disebut telah memberitahu para pemimpin Hamas bahwa mereka tidak lagi disambut di negara Teluk itu.

Perjalanan terakhir Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken selama sepekan ke Timur Tengah yang berakhir pada akhir Oktober tidak meninggalkan terobosan apa pun.

Genosida Israel di Jalur Gaza dimulai setelah kelompok pejuang kemerdekaan Palestina Hamas melakukan serangan lintas perbatasan pada 7 Oktober 2023. Akibat serangan itu, rezim Zionis mengeklaim sekitar 1.200 warganya terbunuh, dan sekitar 250 lainnya disandera. Israel sejak saat itu tiada henti menyerang Gaza dan kampanye genosidanya itu telah membuat lebih dari 43 ribu warga Palestina syahid.

Negara Teluk, Qatar, telah bekerja sama dengan AS dan Mesir untuk mengakhiri perang dan memulangkan para sandera.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement