REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIn -- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan (Dispersip Kalsel) meningkatkan literasi pelajaran agama Islam bagi masyarakat terutama peserta didik dan tenaga pendidik.
Kepala Dispersip Provinsi Kalsel Nurliani Dardie mengatakan pihaknya mengadakan pelatihan bagi tenaga pendidik untuk disalurkan kepada peserta didik agar memiliki wawasan dan literasi tinggi mengenai literasi agama Islam.
"Kita menginginkan para pendidik bisa menjadi perpanjangan tangan untuk meningkatkan literasi peserta didik terutama pada bidang agama Islam," kata Nurliani dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Sekretaris Dispersip Provinsi Kalsel Adethia Hailina menambahkan para tenaga pendidik tersebut mendapatkan wawasan dari penulis lokal berjudul "Pendidikan Islam, Sejarah, Konsep, dan Strategi Pembelajaran" Wahyudi Rifani.
Selain itu, tenaga pendidik juga membedah buku karya Wahyudi Rifani yang melibatkan para guru Pelajaran Agama Islam, penulis lain, hingga penggiat literasi.
Adethia menjelaskan kegiatan tersebut untuk mengangkat dan memotivasi para penulis lokal agar lebih produktif, serta populer di Provinsi Kalsel.
"Kita gelar kembali pada tahun depan, sehingga semakin kuat literasi para pendidik se-Kalsel ditularkan kepada para peserta didik, dan para penulis lokal bisa terekspose," tutur Adethia.
Sementara itu, Wahyudi Rifani menerangkan karya buku kelima ini dilatarbelakangi tingkat religi yang tinggi dari warga Kalsel, namun belum seimbang dengan tingkat kesadaran Pendidikan Islam.
"Karena memang itu bagian dari dampak banyak model dan pola pendidikan global," ujar Wahyudi.
Wahyudi pun mengharapkan melalui kegiatan berbagi wawasan dan karya buku tersebut dapat menyegarkan kembali ingatan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat Kalsel terkait penting latar belakang sejarah, hingga implementasi pendidikan Islam pada kehidupan sehari-hari.
Dia menyebutkan buku tersebut juga berisi metode dan strategi pembelajaran untuk mengimplementasikan pendidikan Islam di lembaga pendidikan.
"Selain itu, juga mengupas tentang sumber kebenaran pengetahuan, fragmen sejarah tentang bagaimana asal usul lembaga pendidikan Islam itu muncul, dan materi apa yang diajarkan pada masa itu hingga sekarang, hingga keterkaitan lainnya," ungkap Wahyudi.