Senin 11 Nov 2024 15:00 WIB

Laporan Ini Perlihatkan Betapa Buruk Kondisi Tahanan Palestina di Penjara Israel

Salah satu tahanan sering mengalami pusing dan kerap pingsan.

Warga Palestina memegang poster tahanan Palestina Nasser Abu Hamid selama protes di depan kantor Komite Palang Merah Internasional, Selasa, 20 Desember 2022, di Kota Gaza, setelah dia meninggal karena kanker paru-paru di Israel. Abu Hamid adalah mantan pemimpin Brigade Martir Al Aqsa, sayap bersenjata partai Fatah Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Dia telah menjalani tujuh hukuman seumur hidup setelah dinyatakan bersalah pada tahun 2002 karena terlibat dalam kematian tujuh orang Israel selama intifada Palestina kedua, atau pemberontakan, melawan pendudukan Israel pada awal tahun 2000-an. Bahasa Arab berbunyi:
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina memegang poster tahanan Palestina Nasser Abu Hamid selama protes di depan kantor Komite Palang Merah Internasional, Selasa, 20 Desember 2022, di Kota Gaza, setelah dia meninggal karena kanker paru-paru di Israel. Abu Hamid adalah mantan pemimpin Brigade Martir Al Aqsa, sayap bersenjata partai Fatah Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Dia telah menjalani tujuh hukuman seumur hidup setelah dinyatakan bersalah pada tahun 2002 karena terlibat dalam kematian tujuh orang Israel selama intifada Palestina kedua, atau pemberontakan, melawan pendudukan Israel pada awal tahun 2000-an. Bahasa Arab berbunyi:

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Komisi Urusan Tahanan Palestina mengatakan kebijakan Pemerintah Zionis Israel yang mengabaikan kelaparan dan layanan medis semakin memperburuk penderitaan para tahanan Palestina di Penjara Negev di Israel selatan.

Dalam sebuah pernyataan yang dilansir pada Ahad (10/11) mengungkapkan, Komisi tersebut mengutip kesaksian para tahanan Palestina tentang betapa buruk kondisi mereka di kamp penahanan.

Baca Juga

Salah satunya, Mohammed Suleiman Ghanem, seorang warga Palestina berusia 29 tahun dari kota Anabta dekat Tulkarem di Tepi Barat utara, yang telah ditahan sejak 31 Agustus 2023. Ghanem menderita gangguan neurologis dan sering mengalami pusing dan pingsan, yang berlangsung hingga 30 menit, menurut pengacaranya.

"Ghanem menderita akibat rasa sakit yang parah di lutut kirinya karena pemukulan dan penyiksaan di dalam penjara yang menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan sekitar 45 kilogram," kata pernyataan tersebut.

Komisi tersebut juga melaporkan kasus Mahmoud Abdul Aziz Sweiti, 50 tahun, yang menderita kudis di penjara tanpa menerima perawatan medis. Pria Palestina itu telah dipenjara sejak 2007."Sweiti tidak menerima jenis perawatan apapun dari klinik penjara dan tidak memiliki pakaian musim dingin atau selimut," tambah pernyataan itu.

Menurut komisi, tahanan lain, Rafat Salem, 35 tahun, juga menderita masalah sensitivitas darah dan gangguan pada cakram tulang belakang tanpa menerima perawatan medis.

Begitu juga dengan Raed Abdul Rahim Sous, seorang tahanan berusia 24 tahun yang menderita rasa sakit parah pada persendian di punggungnya yang menyebabkan dia tidak bisa berjalan dengan kaki kirinya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement