REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Penggunaan gawai kini banyak terlihat pada anak usia dini. Sebagian dari mereka, kurang mendapatkan pendampingan orang tua. Uniknya, beberapa orang tua memberikan gawai pada anaknya sebagai cara untuk menenangkan anak.
Konselor sekolah Cikal Surabaya, Tania Nurmalita, S.T., M.Si, mengkritisi kondisi parenting era saat ini dengan pemberian gawai berlebihan sejak anak masih usia dini dan memberikan penjelasan mengenai usia ideal dan batas penggunaan gadget pada anak. Sebagai konselor anak, Tania menegaskan, mengacu pada ketetapan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPA) terkait penggunaan gawai anak, usia 13 tahun adalah waktu yang tepat untuk mulai menggunakan perangkat elektronik seperti gawai atau gawai bagi anak.
“Menurut KemenPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) usia paling ideal untuk anak mulai memegang gawai adalah di usia 13 tahun. Hal ini sejalan dengan kemampuan analisis anak, kemampuan pengendalian diri anak, dan kemampuan berpikir logis anak yang sudah mulai berkembang dalam usia ini,” kata Tania dalam siaran tertulis yang diterima Republika.co.id pada Senin (11/11/2024).
Tania mengatakan ketepatan anak mulai memegang dan menggunakan gawai pada usia 13 tahun dapat membuat anak lebih memahami fungsi dan memiliki pengendalian diri yang cukup matang untuk menggunakan gawai dengan lebih bijak. Menurut dia, pemberian gawai pada usia yang tepat diharapkan membuat tujuan penggunaan gawai bisa tepat dan tidak melenceng, serta membuat anak melihat dan mencerna hal-hal yang kurang sesuai dengan value sosial, agama, ataupun pendidikan.
"Pada usia ini anak-anak juga diharapkan sudah dapat diajak untuk membuat agreement penggunaan gadget sehingga dapat menemukan win-win solution nya dan tidak ada keterpaksaan,” kata Tania.
“Usia paling ideal untuk anak mulai memegang gawai adalah di usia 13 tahun," ujarnya lagi.
Hal ini, kata dia, sejalan dengan kemampuan analisis anak, kemampuan pengendalian diri anak, dan kemampuan berpikir logis anak yang sudah mulai berkembang. Meskipun penggunaan gawai menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak, penting untuk tetap membatasi penggunaan gawai untuk menghindari dampak negatif yang ditimbulkan. Tania menjelaskan bahwa terdapat batas waktu yang berbeda bagi tiap usia dalam penggunaan gawai.
Sejatinya, penggunaan gawai pada anak di bawah 2 tahun sebaiknya dihindari, atau pun bilamana terpaksa, maka waktu yang disarankan adalah maksimal satu jam per hari dengan jeda setiap 15 menit. “Sebetulnya untuk anak di usia di bawah 2 tahun tidak disarankan terpapar gadget. Jika terpaksa, maka dapat diberi gadget tidak lebih dari 1 jam sehari dengan diberi jeda. Jadi waktu 1 jam dapat dibagi menjadi 15 menit x 4. Jika memungkinkan, tidak perlu 15 menit 4x saat anak tidak meminta. Tetapi jika anak meminta, maksimal 15 menit sekali lihat. Untuk anak usia 2-5 tahun, dapat diberi waktu 1 jam sehari dengan tontonan yang berkualitas dan dimonitoring oleh parents,” jelas Tania.
Untuk usia di atas 5 tahun, Tania merekomendasikan penggunaan gawai dibatasi 1,5 jam sehari dengan pendampingan orang tua. “Anak usia di atas 6 tahun boleh sesekali melihat gadget 1,5 jam sehari dengan kontrol orang tua,” ungkap Tania.
Dia juga menyarankan penggunaan gawai diperbolehkan saat akhir pekan agar anak memiliki lebih banyak waktu untuk beraktivitas dan belajar hal-hal baru. “Sebaiknya, penggunaan gadget diutamakan pada akhir pekan agar anak memiliki lebih banyak waktu untuk beraktivitas dan belajar hal-hal baru," ujar Tania.