REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komite Eksekutif Majelis Hukama Muslimin (MHM), TGB M Zainul Majdi menilai, pemanasan global kedepannya bisa melahirkan konflik di tengah masyarakat. Karena itu, isu pelestarian lingkungan harus terus dikampanyekan di tengah-tengah masyarakat.
Dia menjelaskan, pemanasan global akan berdampak pada naiknya air laut, sehingga mengancam masyarakat pesisir yang juga merupakan kelompok marginal.
"Pemanasan suhu global juga mengancam rantai pasokan pangan dan bisa menyebabkan penyakit yang tidak diketahui sebelumnya. Permasalahan global pada akhirnya akan menciptakan rentetan dari konflik,” ujar TGB saat menjadi naraaumber dialog bertema "Peran Tokoh Agama dalam Merawat Kerukunan dan Menjaga Kelestarian Alam" yang digelar MHM di Jakarta, Senin (11/11/2024).
Untuk mengatasi masalah ini, Majelis Hukama pun melakukan beebagai konferensi dan mendorong para tokoh agama untuk menyampaikan pesan pelestarian alam kepada umatnya.
“MHM ikut berupaya membahas masalah pemanasan global karena ini tidak hanya menjadi tantangan ahli saintis, tapi juga ahli agama untuk menerjemahkan pesan-pesan agama,” ucap dia.
Salah satu upaya yang telah diinisiasi MHM antara lain menghadirkan Paviliun Iman pada COP28 di Abu Dhabi dan COP29 di Azerbaijan. Paviliun Iman ini menjadi platform bagi para tokoh agama untuk bertemu dengan para penentu kebijakan dunia dan berdialog hingga timbul kesepahaman bersama tentang masalah aksi iklim.
“Kita bersyukur dalam kasus perubahan iklim, agama, sains, opini publik mengarah pada arah yang sama bahwa ini harus segera ditangani dengan sungguh-sungguh,” kata TGB.