REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dukungan terbuka Presiden Prabowo Subianto terhadap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cagub-cawagub) Pilkada Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Lutfhfi dan Taj Yasin dinilai biasa dan wajar. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Budi Gunawan mengatakan mahfum di negara demokrasi seperti di Indonesia seorang kepala negara turut mendukung para cagub-cawagub yang akan berkontestasi dalam pemilihan umum daerah.
Budi menerangkan, secara politik, pun menjadi hal yang wajar seorang kontestan politik di daerah meminta dukungan terhadap pemimpin, atau kepala negara dan pemerintahan. “Terkait dengan dukungan (Prabowo) ke salah-satu pasangan calon itu hal yang wajar di negara demokrasi. Dan setiap pasangan calon itu selalu berusaha mendapatkan dukungan dari semua pihak,” kata Budi saat konfrensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, di Jakarta, Senin (11/11/2024).
Sebelumnya, beredar video yang menampilkan Prabowo bersama cagub-cawagub Jateng dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin. Dalam rekaman tersebut, Prabowo menyampaikan dukungannya kepada paslon tersebut. Menurut Prabowo, Luthfi dan Gus Yasin merupakan pasangan calon pemimpin yang cocok untuk memimpin Jateng. Sekaligus, paslon yang bisa bekerja sama dengan pemerintahan pusat di masa kepemimpinan Prabowo-Gibran saat ini.
Budi menjelaskan, dukungan Prabowo tersebut, sebetulnya berawal dari kunjungannya ke Solo, Jateng beberapa waktu lalu. Dan kata Budi, sebagai tuan rumah, yang menerima kunjungan Prabowo, meminta sang tamu untuk memberikan testimoni. Sebagai tamu, yang diminta oleh tuan rumah, kata Budi, Prabowo pun bersikap laiknya permintaan.
“Kapasitas beliau (Prabowo) kan sebagai tamu yang diminta oleh tuan rumah. Kan beliau tidak mungkin menolak,” ujar Budi.
Akan tetapi, Budi mengatakan, sejatinya Prabowo pun tak menganggap dukungan politiknya itu sebagai ‘paksaan’ agar masyarakat di Jateng memilih Luthfi dan Gus Yasin. Karena kata Budi, Presiden Prabowo kerap menyampaikan dalam kontestasi politik, masyarakat pemilih memiliki hak penuh untuk memilih pilihannya sendiri-sendiri.
“Bapak Presiden dalam pernyataannya beliau selalu menekankan bahwa keputusan akhir untuk memilih pasangan calon siapapun juga itu ada di tangan rakyat, atau pemilih,” kata Budi.
Pun mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu memastikan, dukungan terbuka Prabowo tersebut, tak membuatnya mengerahkan struktur negara agar salah-satu paslon bisa menang. “Yang patut kita puji dari Bapak Presiden, beliau tidak mengerahkan struktur negara untuk memenangkan salah-satu paslon. Dan beliau selalu menekankankan kepada seluruh rakyat, untuk memilih pasangan calon sesuai dengan pilihannya,” kata Budi.