REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama terkemuka asal Pekanbaru Riau, Prof Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam sebuah ceramahnya mengutip sebuah hadits tentang hikmah musibah:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya” (HR Bukhari/Muslim)
UAS memisalkan, jika suatu ketika kita berjalan kaki, namun menginjak duri. Kita sebaiknya berbaik sangka apakah kita tertusuk duri karena Allah menghapus dosa kita atau karena Allah mengangkat derajat kita.
"Maka kita husnuzan pada Allah," ujar UAS.
UAS juga mengatakan, saat melihat orang sakit, tidak boleh kita bergumam dengan menilai si sikat memiliki banyak dosa. Karena, bisa jadi dosa si sakit memang tidak ada tapi kenapa dia sakit, bisa jadi karena ALlah mau mengangkat derajatnya dengan kesabaran si sakit yang luar biasa.
"Ada tiga kemungkinan, mungkin kita sakit karena kita banyak dosa, Allah mau cuci kita. Mungkin kita sakit tidak ada dosa tapi karena Allah mau angkat derajat kita, atau boleh jadi Allah mau angkat derajat kita ke tempat tinggi tapi amal kita kurang, buat dia sakit, sehingga ketika dia sabar cukup lah itu," ujar UAS.
إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
innamā yuwaffaṣ-ṣābirụna ajrahum bigairi ḥisāb
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa hisab.