REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meskipun menghabiskan lebih dari 30 persen hidupnya dalam kondisi menopause, Masih banyak wanita dinilai tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang menopause. Padahal wanita menghabiskan lebih dari 30 persen hidupnya dalam fase penting ini.
Sebuah survei baru-baru ini mengungkapkan 60 persen wanita belajar secara otodidak mengenai menopause, menyoroti kesenjangan yang signifikan dalam pendidikan dan dukungan perawatan kesehatan. Studi komprehensif terhadap 2.000 wanita Amerika, yang dilakukan oleh Talker Research untuk Doctor's Best, menemukan kesenjangan yang memprihatinkan dalam edukasi kesehatan wanita. Meskipun sumber daya kehamilan berlimpah, tiga perempat wanita (74 persen) melaporkan bahwa informasi tentang perimenopause dan menopause relatif langka.
“Dari hasil survei ini terlihat jelas bahwa wanita membutuhkan dan menginginkan lebih banyak informasi dan dukungan tentang apa yang diharapkan setelah masa-masa penting dalam reproduksi,” kata Katie Lucas, Wakil Presiden Pemasaran Doctor's Best, seperti dilansir Study Finds, Selasa (12/11/2024).
Penelitian ini mengungkapkan perbedaan yang mencolok dalam pengetahuan wanita mengenai kesehatan mereka: responden tiga kali lebih mungkin tidak memahami tentang perimenopause (21 persen) dibandingkan dengan kehamilan (7 persen). Yang paling memprihatinkan, hanya 25 persen wanita yang merasa bahwa penyedia layanan kesehatan telah memberikan informasi yang memadai tentang perimenopause, dan hanya 34 persen yang merasa mendapat informasi yang cukup tentang menopause. Yang mengejutkan, generasi yang lebih muda justru lebih peduli dengan edukasi menopause. Generasi Z menunjukkan kesadaran yang lebih besar akan awal perimenopause (14 persen) dibandingkan dengan generasi milenial (5 persen), Generasi X (3 persen), baby boomer (3 persen), dan generasi silent (4 persen).
Kesadaran yang tinggi ini mungkin disebabkan oleh sumber informasi yang mereka gunakan, di mana hampir satu dari empat perempuan Gen Z (20 persen) memperoleh wawasan kesehatan dari media sosial, terutama TikTok. Studi ini juga mengungkap adanya kesenjangan pengetahuan antar generasi. Sebanyak 82 persen wanita dapat mendefinisikan menopause, namun hanya 50 persen yang dapat mendefinisikan perimenopause secara akurat - meskipun 71 persen di antara mereka sedang atau pernah mengalaminya.
Generasi X muncul sebagai generasi yang paling percaya diri dengan pengetahuan perimenopause mereka. Gejala perimenopause yang banyak mudah dikenali oleh wanita adalah menstruasi yang tidak teratur (63 persen), perubahan suasana hati (62 persen), dan hot flashes (61 persen). Namun, mereka cenderung tidak mengaitkan kondisi tersebut dengan nyeri payudara (28 persen), kulit kering (26 persen), atau kesulitan berkonsentrasi (24 persen).
Survei ini menunjukkan adanya keinginan yang jelas untuk perubahan, dengan 74 persen responden menyatakan minat untuk mempelajari lebih lanjut tentang menopause. Hanya 29 persen yang merasa bahwa kesehatan wanita mendapat liputan media yang memadai, yang menunjukkan adanya kebutuhan akan wacana publik yang lebih komprehensif mengenai isu-isu ini.
Banyak wanita juga mencari informasi tentang pengobatan alami dan perubahan gaya hidup untuk mengatasi gejala perimenopause dan menopause, yang mengindikasikan adanya peningkatan minat terhadap pendekatan holistik terhadap kesehatan wanita. “Sangat menggembirakan melihat generasi muda menjadi semakin proaktif dan tertarik untuk meningkatkan kesadaran seputar perimenopause dan menopause. Kita perlu membekali setiap generasi dengan sumber daya untuk membantu mereka menghadapi transisi penting dalam hidup ini,” kata Gale Bensussen, CEO Doctor's Best.