Selasa 12 Nov 2024 08:14 WIB

Anggota Senior Kelompok Yahudi Belanda: Fans Israel yang Mulai Kerusuhan di Amsterdam

Anna Joseph menolak label kejadian di Amsterdam sebagai anti-Semitisme.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Pendukung Maccabi Tel Aviv berkumpul di De Dam di Amsterdam menjelang pertandingan Liga Eropa UEFA melawan Ajax di Belanda, 7 November 2024.
Foto: EPA-EFE/JEROEN JUMELET
Pendukung Maccabi Tel Aviv berkumpul di De Dam di Amsterdam menjelang pertandingan Liga Eropa UEFA melawan Ajax di Belanda, 7 November 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok fans Israel bertanggung jawab atas kerusuhan dan kekerasan yang terjadi di Amsterdam pekan lalu. Pendukung klub Maccabi Tel Aviv membuat onar sebelum dan saat pertandingan melawan Ajax di Liga Europa, kata seorang anggota senior kelompok Yahudi anti-Zionis.

Dalam sebuah wawancara dengan Anadolu, Anna Joseph, Anggota Dewan Erev Rav, sebuah kelompok Yahudi di Belanda, mengklarifikasi bahwa Israel dan Yudaisme adalah konsep yang berbeda. Ia menekankan bahwa Israel adalah negara yang mencakup berbagai agama dan etnis, sementara Yudaisme adalah agama.

Baca Juga

"Kedua hal ini tidak sama dan ketika keduanya dicampuradukkan, hal itu membahayakan kita semua, baik orang Yahudi maupun mereka yang membela hak-hak Palestina," kata Anna.

Anna menggambarkan beberapa insiden yang mengganggu seputar pertandingan Ajax-Maccabi Tel Aviv. Ia menuding penggemar Maccabi merusak properti, merobek bendera Palestina, dan membakarnya di alun-alun. Ia juga mengatakan mereka menyerang seorang pengemudi taksi dan menyanyikan lagu-lagu rasis dan genosida di transportasi umum.

"Anggota komunitas Palestina, Muslim, dan orang kulit berwarna lainnya tidak merasa aman. Hal ini telah dilaporkan kepada pemerintah dan mereka tidak melakukan apa pun untuk menghentikannya, mereka juga tidak melakukan apa pun untuk menghentikan kelompok penggemar sepak bola Israel ini," kata dia mengecam pemerintah Belanda.

Anna mengkritik tanggapan pemerintah Belanda terhadap kekerasan tersebut, dengan mencatat deskripsinya tentang peristiwa selanjutnya sebagai "anti-Semitisme." Dia berkata, "Pemerintah menggambarkan kekerasan terhadap warga Israel sebagai anti-Semitisme dan membandingkannya dengan pogrom (serangan besar-besaran kepada Yahudi). Ini bukan pogrom."

Polisi Belanda juga lambat turun tangan. Ia menilai, polisi Belanda seharusnya menghentikan fans Maccabi saat mereka mulai melakukan kekerasan pada awal pekan. "Jadi kita tidak akan melihat eskalasi pada akhir pekan," katanya.

Media arus utama memutarbalikkan fakta. Anna mengatakan media arus utama salah mengartikan peristiwa. "Ada banyak propaganda yang mencoba menggambarkan apa pun yang mengkritik Israel sebagai anti-Semit. Ini bukan propaganda Yahudi, ini propaganda Zionis. Zionisme adalah dukungan untuk Israe," ujarnya.

Propaganda Zionis mencoba membungkam kritik terhadap Israel dengan melabelinya sebagai anti-Semit, katanya, seraya menambahkan bahwa sebenarnya banyak orang Yahudi di seluruh dunia menentang tindakan Israel dan bahkan keberadaannya sebagai sebuah negara.

Suara-suara orang Yahudi ini sering diabaikan atau dikesampingkan dalam narasi arus utama yang menyamakan kritik terhadap Israel dengan anti-Semitisme. Menurut Anna, orang-orang Yahudi yang menentang pembentukan Israel pada tahun 1948 sering terhapus dari sejarah.

Jumat lalu, penggemar Maccabi Tel Aviv menyebabkan kekacauan dengan menyerang pendukung Palestina sebelum dan selama pertandingan Liga Eropa UEFA melawan Ajax Amsterdam di Belanda.

Kelompok penggemar Israel menyingkirkan bendera Palestina dari jalan-jalan Amsterdam dan menyerang pengemudi taksi Arab dengan tongkat, dengan asumsi mereka adalah pendukung Palestina.

Para penggemar Israel melanjutkan protes dan nyanyian mereka selama hening cipta selama satu menit untuk para korban banjir di Spanyol sebelum pertandingan. Mereka juga meneriakkan slogan-slogan anti-Arab dan genosida di sekitar stadion dan di jalan-jalan.

Sebanyak 63 orang ditahan terkait dengan peristiwa seputar pertandingan tersebut. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement