Selasa 12 Nov 2024 08:53 WIB

Filosofi di Balik Jambul Nyentrik dan Pakaian Hitam-Putih di Debat Pertama Pilgub Jabar

Penampilan KDM terinspirasi dari tokoh pewayangan Semar.

Penampilan nyentrik dengan rambut jambul dan pakaian putih-hitam dipilih KDM saat menyampaikan gagasannya di atas forum debat. Hal itu terinspirasi dari tokoh pewayangan Semar.
Foto: Dok istimewa
Penampilan nyentrik dengan rambut jambul dan pakaian putih-hitam dipilih KDM saat menyampaikan gagasannya di atas forum debat. Hal itu terinspirasi dari tokoh pewayangan Semar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Cagub Jabar nomor urut empat Kang Dedi Mulyadi (KDM) tampil berbeda saat menghadiri debat perdana Pilgub Jabar di Graha Sanusi UNPAD, Kota Bandung, Senin (11/11/2024).

Penampilan nyentrik dengan rambut jambul dan pakaian putih-hitam dipilih KDM saat menyampaikan gagasannya di atas forum debat. Hal itu terinspirasi dari tokoh pewayangan Semar.

Baca Juga

KDM mengatakan, tokoh sentral dalam pewayangan tersebut lebih memilih turun ke bumi dibanding tinggal di alam langit tempatnya para dewa berada. "Kemudian dia memilih tinggal di kampung namanya tumaritis. Dia orang yang memiliki kualifikasi manusia atau tokoh sempurna dalam pewayangan, namanya Lurah Semar Badranaya," ucap KDM usai acara.

Sosok Semar, kata KDM, sangat memahami ketuhanan secara utuh. Tapi dalam kehidupan kesehariannya selalu dihinakan oleh sosok Durna yang merasa paling mengerti tentang ilmu pengetahuan.

KDM menjelaskan, Semar memiliki khas rambut jambul yang menunjukkan perjalanan hidupnya yang sederhana tetapi hadir sebagai sosok manusia mulia tanpa harus memperlihatkannya. "Dia manusia mulia yang tidak pernah memperlihatkan kemuliaannya. Ia lebih memilih menjadi manusia yang berguna menanam padi, memelihara ikan, domba, sapi dan membangun desa," ujarnya.

Baju putih-hitam, lanjut dia, merupakan lambang berserah diri pada Tuhan tetapi dalam kehidupannya dia tunduk pada hukum alam sehingga lahirlah anak-anak dengan ragam karakter dan warna. "Prinsip-prinsip itulah yang ingin saya sampaikan ke hadapan publik melalui pendekatan tersebut," ujar Kang Dedi Mulyadi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement