Selasa 12 Nov 2024 16:44 WIB

MUI Minta Polisi Take Down Konten Komik Polisi Pakai Simbol Peci dan Jenggot

MUI minta Polri agar tidak menggunakan atribut agama apapun untuk edukasi masyarakat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis memint kepada pihak kepolisian untuk segera menghapus konten komik yang diunggah instagram @TMCpoldametro pada Senin (11/11/2024) kemarin. Pasalnya, dalam konten tersebut menggunakan karakter seorang pria berpeci dan berjenggot.

"Ya baiknya di-take down aja agar tak mengesankan yang taat beragama senang melanggar lalu lintas," ujar Kiai Cholil kepada Republika pada Selasa (12/11/2024).

Baca Juga

Kiai Cholil juga meminta Polri agar tidak menggunakan atribut agama apapun untuk mengedukasi masyarakat tentang aturan lalu lintas.

"Bagusnya gambar itu jangan menggunakan atribut agama seperti berkopyah. Bagus digambarkan orang yang nakal aja," ucap Kiai Cholil.

Seperti diketahui, konten komik tersebut diunggah akun Instagram @tmcpoldametro dan @komikpolisi pada Senin (11/11/2024) kemarin.

Dalam konten komik yang berjumlah tujuh slide tersebut terlihat seorang pria sedang mengendarai mobil yang memuat barang.

Saat suara peringatan kedatangan kereta sudah berbunyi, pria berpeci putih dan berjenggot itu tetap mencoba untuk menerobos rambu perlintasan kereta api.

"Masih keburu nih, terobos ajalah," kata pria itu.

Namun, saat melintas di tengah rel kereta tiba-tiba mobil itu berhenti. Lalu, pria itu berdoa. "Ya ampun malah mati ni mobil. Tolong hamba ya Tuhan," ucap dia.

Pada slide selanjutnya, lalu tiba-tiba ada beberapa polisi lalu lintas yang datang untuk menolong seakan-akan menjadi hero. "Sepertinya ada yang butuh bantuan...Polantas, Graaakk!!!," kata polisi itu yang kemudian langsung mendorong mobil yang mogok di tengah perlintasan kereta api.

Setelah ditolong, pria yang berpeci putih dan berjenggot itu pun meminta maaf pada polantas. "Maaf dan terimakasih, Pak Pol. Tidak akan saya ulangi lagi di lain hari."

Lalu seorang Polantas menimpali, "Kelalaian Wak Haji taruhannya Nyawa! Hari ini pelajaran penting untuk Wak Haji." 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement