REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menerima penghargaan dari Palang merah Indonesia (PMI) Pusat yang diberikan langsung oleh Ketua Umum (Ketum) PMI M Jusuf Kalla. Penghargaan diberikan pada Momen Pembukaan Latihan Gabungan dan Bakti Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat atau SIBAT PMI Tingkat Nasional III di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Penghargaan diberikan atas dukungan dan kontribusi pemerintah daerah, dalam pembinaan pembangunan ketangguhan masyarakat di bidang pengurangan risiko bencana, krisis kesehatan dan pembangunan ketangguhan iklim serta dukungan pemerintah daerah kepada PMI setempat.
Ratu Tatu yang juga Ketua PMI Provinsi Banten mengaku bersyukur atas penghargaan yang diterima. “Alhamdulillah, Pemerintah Kabupaten Serang mendapatkan penghargaan dari PMI Pusat, saya mewakili sebagai kepala daerah,” ujarnya.
Menurutnya, penghargaan tersebut sebagai apresiasi PMI Pusat kepada Pemkab Serang yang mendukung penuh kepada PMI di daerah. “Ini adalah bentuk kepedulian pemerintah terhadap kegiatan PMI Kabupaten Serang, penghargaan diberikan langsung oleh Ketua Umum PMI Pusat Pak Jusuf Kalla,” katanya.
Sebagai informasi, di Provinsi Banten terdapat dua daerah yang mendapatkan penghargaan PMI Pusat, yakni Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. Adapun total yang mendapat penghargaan itu sebanyak 21 kabupaten dan kota. Sekadar diketahui, Siaga Berbasis Masyarakat atau Sibat adalah pendekatan yang melibatkan masyarakat secara aktif dalam upaya kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas dan ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana melalui pemahaman, perencanaan, serta tindakan kolektif. Sepuluh item elemen penting dari program siaga berbasis masyarakat, antara lain pelibatan masyarakat lokal, pemetaan risiko bencana, pelatihan kesiapsiagaan dan tanggap darurat, pembentukan kelompok siaga bencana, rencana tanggap darurat berbasis masyarakat, pengelolaan sumber daya lokal, peningkatan kesadaran dan edukasi, mitigasi berbasis masyarakat, kerjasama dengan pemangku kepentingan, dan pendekatan komunitas tangguh. Sedangkan tujuan akhirnya adalah membentuk komunitas tangguh yang mampu mengatasi bencana dengan cepat dan efektif, mengurangi korban, serta mempercepat pemulihan setelah bencana terjadi. Komunitas tangguh adalah komunitas yang sadar akan risiko, siap menghadapi, dan mampu bangkit dengan mandiri. (ADV)