Selasa 12 Nov 2024 16:37 WIB

Amsterdam Masih Membara Selepas Kerusuhan Dipicu Suporter Israel

Aksi pro-Palestina terus digelar di Belanda meski ada larangan pemerintah.

Petugas polisi berpatroli di jalan-jalan Amsterdam, Senin 11 November 2024, saat kota itu menghadapi ketegangan menyusul kekerasan minggu lalu.
Foto: AP Photo
Petugas polisi berpatroli di jalan-jalan Amsterdam, Senin 11 November 2024, saat kota itu menghadapi ketegangan menyusul kekerasan minggu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM – Bentrokan sengit terjadi antara polisi Belanda dan pendukung pro-Palestina di Amsterdam dari Senin malam hingga Selasa. Sebuah trem dibakar selama bentrokan tersebut.

Bentrokan itu terjadi menyusul pelarangan aksi unjuk rasa pro-Palestina yang diberlakukan selama tiga hari sejak Ahad kemarin. Pelarangan itu menyusul bentrokan antara warga Amsterdam dengan pendukung klub sepak bola Israel Maccabi Tel Aviv yang meneriakkan seruan anti- Arab dan merobek bendera-bendera Palestina.

Baca Juga

Dilansir Euronews, kepolisian mengatakan api yang membakar trem dapat segera dipadamkan, dan petugas anti huru hara membersihkan lapangan tersebut. Sejauh ini tidak jelas siapa yang memulai kerusuhan atau apakah kerusuhan tersebut ada hubungannya dengan bentrokan pekan lalu.

Kerusuhan terjadi pada Senin malam di salah satu pinggiran kota Amsterdam, ibu kota Belanda, dengan pengunjuk rasa menghancurkan infrastruktur umum. Kerusuhan di Nieuw-West terjadi di tengah keadaan darurat di kota tersebut menyusul kekerasan yang terjadi saat pertandingan sepak bola antara Ajax dan Maccabi Tel Aviv Kamis lalu. Selain sebuah trem dibakar, beberapa mobil rusak akibat lemparan batu oleh para perusuh.

Koresponden Almayadeen melaporkan bahwa pemerintah Belanda dianggap bertanggung jawab atas eskalasi ini, setelah melarang demonstrasi pro-Palestina dan menangkap beberapa pendukungnya sementara mengizinkan demonstran Israel untuk melakukan protes, melakukan provokasi, dan menurunkan bendera Palestina.

Hakim Belanda menolak permintaan mendesak pada Ahad, terkait unjuk rasa pro-Palestina di Amsterdam, dengan alasan larangan yang diberlakukan oleh wali kota. Larangan itu menyusul bentrokan antara pendukung pro-Palestina dan warga Israel di Amsterdam pada hari Kamis setelah pertandingan antara tim Israel Maccabi Tel Aviv dan Ajax Amsterdam. Bentrokan tersebut mengakibatkan penangkapan sekitar 62 pengunjuk rasa pro-Palestina dan melukai 10 hingga 20 warga Israel.

Penting untuk dicatat bahwa peristiwa tersebut dimulai ketika para pendukung Maccabi Tel Aviv, yang terdiri dari beberapa ribu orang termasuk tentara IDF, memprovokasi warga pro-Palestina dan orang-orang Arab di Amsterdam.

Koresponden Almayadeen menjelaskan pada saat itu bahwa para penggemar Maccabi Tel Aviv "meneriakkan slogan-slogan ofensif, mengklaim tentara Israel akan berurusan dengan orang-orang Arab," mengejek kematian anak-anak Gaza. Mereka juga mencopot puluhan bendera Palestina yang selama berbulan-bulan dipajang warga Belanda di jendela dan balkon mereka sebagai simbol dukungan terhadap Palestina.

Demonstrasi solidaritas untuk mendukung rakyat Palestina dan Lebanon juga berlangsung di kota Utrecht, Belanda pada Ahad, menolak agresi pendudukan Israel terhadap Gaza dan Lebanon.

Pada saat itu, protes masih berlangsung di Dam Square meskipun polisi meminta untuk meninggalkan daerah tersebut. Polisi menangkap sejumlah pengunjuk rasa dan penegak hukum membubarkan paksa protes tersebut. 

Dalam konteks serupa, kehadiran polisi dalam jumlah besar direncanakan untuk pertemuan Liga Bangsa-Bangsa hari Kamis antara Prancis dan “Israel” di Stade de France di Paris. Kepala polisi Paris Laurent Nunez menyebut acara tersebut berisiko tinggi, dan mengungkapkan bahwa 4.000 polisi akan ditempatkan di luar stadion, di transportasi umum, dan di sekitar Paris.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement