Rabu 13 Nov 2024 16:13 WIB

Jamaah Tabligh: Berawal dari Dakwah Sederhana

Jamaah Tabligh ingin menjadikan kaum Muslimin menjalankan perintah agama.

ILUSTRASI Jamaah Tabligh.
Foto: dok wiki
ILUSTRASI Jamaah Tabligh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berawal dari sebuah gerakan dakwah nan sederhana yang dilakukan Syekh Maulana Muhammad Ilyas (1885-1944), Jamaah Tabligh telah menjadi sebuah gerakan trans-nasional dakwah Islam. Kini, gerakan dakwah Islamiyah itu telah memiliki pengikut di seantero dunia Muslim dan Barat.

Syekh Ilyas adalah seorang ulama sufi di Mewat, sebuah dataran tinggi Gangetic di India Utara. Wilayah itu didiami oleh suku Rajput yang dikenal sebagai bangsa Meo. Gerakan dakwah yang dikenal dengan Jamaah Tabligh itu lahir sebagai bentuk keprihatinan terhadap "kerusakan" mental umat Islam di wilayah itu.

Baca Juga

Saat itu, mental umat Islam dinilai Syekh Ilyas sudah begitu bobrok. Masjid-masjid kosong, tak lagi disinggahi umat. Tak cuma itu, Ibadah-ibadah wajib pun sudah ditinggalkan oleh sebagian besar umat Islam. Ketika itu, banyak orang yang mengaku Islam, tetapi sebenarnya mereka telah terjatuh ke lembah kemusyrikan.

Syekh Ilyas berpendapat, tak ada jalan untuk memperbaiki kondisi umat yang telah begitu parah, kecuali kembali kepada ajaran Rasulullah SAW. Ia lalu mulai berdakwah dan memimpin sebuah gerakan untuk menyeru umat agar kembali ke jalan Allah SWT lewat organisasi bernama Jamaah Tabligh.

Para sejarawan meletakkan awal mula kemunculan gerakan itu antara abad ke-12 dan 13 M, yang merupakan fase pembentukan pemerintahan Muslim di India. John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford: Dunia Islam Modern, memaparkan, ketika Syekh Ilyas memulai gerakan keagamaannya di Mewat, kebanyakan orang Meo adalah Muslim – tapi hanya namanya saja.

Dalam kehidupan sehari-hari, papar Esposito, orang-orang Meo ini lebih banyak menjalankan praktik sosial-religius kepercayaan Hindu.

Banyak di antara mereka yang tetap mempertahankan nama lama Hindu mereka dan bahkan menyembah dewa-dewa dalam kepercayaan Hindu di rumah mereka serta merayakan perayaan-perayaan keagamaan Hindu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement