REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keterikatan antara Rasulullah SAW dan para sahabatnya cukup kuat, bahkan hubungan mereka kerap termanivestasikan dalam berbagai hal, termasuk tabaruk atau mengambil keberkahan dari segala yang ada dari pribadi Rasulullah.
Dalam bab tentang wudhu pada Sahih Bukhari disebutkan sebuah riwayat dari Abu Juhayfa.
“Rasulullah datang kepada kami waktu tengah hari. Bejana berisikan air untuk wudhu disampaikan kepada beliau. Setelah beliau berwudhu, air yang tersisa diambil orang-orang. Mereka lantas menggunakannya untuk mengelap tubuhnya, air itu sebagai sesuatu yang telah terberkahi.
Nabi Muhammad shalat dua rakaat Zhuhur dan dua rakaat lagi untuk shalat Ashar. Di hadapan beliau, terpancang tongkat. Abu Musa mengatakan, ‘Nabi meminta sebuah gelas berisi air. Lalu, beliau mencuci kedua tangannya serta membasuh wajahnya dengan air itu.
Kemudian, beliau menuangkan seteguk air gelas itu dan (menawarkannya) kepada kami berdua (Abu Musa dan Bilal), ‘Minumlah dari gelas ini dan basuhlah sebagian airnya pada wajah serta dada kalian.’”
Tak dilarang