Kamis 14 Nov 2024 12:09 WIB

Bagaimana Cara Anak Meminta Maaf kepada Ayah Ibu yang Telah Meninggal?

Meminta maaf kepada orang tua yang telah meninggal adalah tindakan yang mulia.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Muhammad Hafil
Berbakti kepada orang tua  (ilustrasi).
Foto: Republika
Berbakti kepada orang tua (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali anak-anak merasakan penyesalan yang mendalam setelah ayah dan ibunya meninggal. Penyesalan bertambah dahsyat ketika sang anak merasa telah banyak merepotkan dan berbuat salah kepada kedua orang tuanya, sementara sang anak merasa tidak pernah membuat hati orang tuanya bahagia.

Lantas bagaimana cara anak meminta maaf kepada orang taunya atau ayah dan ibunya yang telah meninggal dunia? Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama, Tim Layanan Syariah Ditjen Bimas Islam menjelaskan cara anak meminta maaf kepada orang tua yang telah meninggal dunia.

Baca Juga

Ajaran Islam menjelaskan, meminta maaf kepada orang tua yang telah meninggal adalah tindakan yang mulia dan sangat dianjurkan. Meskipun tidak mungkin berinteraksi langsung dengan mereka, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memohon ampunan dan meminta maaf kepada orang tua yang telah tiada.

Pertama, mendoakan kedua orang tua. Doa memiliki kekuatan yang besar dalam agama Islam. Untuk itu, anak perlu meluangkan waktu untuk berdoa bagi kebaikan dan keselamatan orang tua yang telah meninggal dunia.

Sampaikan permohonan maaf kita kepada Allah dalam doa kita dan mohonkan ampunan bagi orang tua yang sudah di alam barzakh. Berdoa adalah cara untuk menunjukkan ketulusan hati dan penyesalan kita atas kesalahan yang telah kita lakukan.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah riwayat bahwa ada seorang anak yang telah wafat orang tuanya, lalu anak itu mengadu kepada Rasulullah SAW, kemudian Nabi Muhammad SAW mewasiatkan untuk mendoakan orang tuanya.

وَرُوِيَ إنَّ الرَّجُلَ لَيَمُوتُ وَالِدَاهُ وَهُوَ عَاقٌّ لَهُمَا فَيَدْعُو اللَّهَ لَهُمَا مِنْ بَعْدِهِمَا فَيَكْتُبُهُ اللَّهُ مِنْ الْبَارِّينَ

Diriwayatkan bahwa seorang anak yang kedua orang tuanya wafat sementara ia pernah berdurhaka terhadap keduanya, lalu ia berdoa kepada Allah sepeninggal keduanya, niscaya Allah mencatatnya sebagai anak yang berbakti. (Al-Bujairimi, Tuhfatul Habib alal Khatib).

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement