REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, tidak menyangka jika ada seorang warganya diam-diam berkebun ganja di atap rumahnya. Puluhan pohon ganja yang tumbuh subur di 16 pot tersebut ditanam AJ (36 tahun) yang sehari-hari tidak bekerja.
Bahkan, warga di lingkungan tidak curiga dengan aktivitas tersangka. "Saya enggak pernah curiga dengan aktivitas penghuninya. Karena saya pantau di CCTV juga kan, ada depan rumah. Tetapi tidak pernah lihat," kata Sekretaris RT 02 RW 16 Kapuk, Sutarso kepada wartawan di lokasi, Rabu (13/11/2024).
Apalagi Sutarso menyebut penghuni rumah tersebut juga bergaul dengan warga sekitar. "Kalau saya lihat tiap hari ada nongkrong, aktivitasnya ya nongkrong," ucap Sutarso.
Meskipun demikian, Sutarso mengaku rumah tersebut tidak pernah didatangi tetangga. "Enggak ada tetangga yang bertamu," tutur Sutarso.
Mengenai keamanan sekitar, Sutarso mengaku selama ini ada lima orang petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang rutin berkeliling di lokasi. "Kalau penjagaannya alhamdulillah kami di wilayah itu Linmas-nya juga sampai lima orang. Tiap malamnya itu jaga tiga, gantian tiap malamnya. Selama ini aman, kecuali hari ini baru kejadian," tutur Sutarso.
Rumah tersangka digerebek polisi yang mendapatkan informasi jika ada warga Kapuk yang menanam pohon ganja di atap rumahnya. Dari penggerebekan itu, didapatkan 40 pohon ganja tumbuh subur di 16 pot.
Sejumlah pot yang sudah ditanami tanaman ganja setinggi 30 sentimeter hingga dua meter ditempatkan di teras rumah tempat penggerebekan. Pada masing-masing tanaman ganja tersebut, terpasang penanda barang bukti narkoba berupa secarik kertas berwarna merah muda bertuliskan keterangan kepolisian. Terhitung delapan pot ganja yang dipajang di depan rumah sebagai etalase barang bukti penggerebekan.