REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Transformasi digital perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia mendesak untuk dilakukan. Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Dikti), Abdul Haris, menyampaikan perpustakaan saat ini memiliki peran sentral menyediakan akses yang cepat dan relevan terhadap sumber daya akademik bagi mahasiswa dan dosen, terutama di era revolusi industri 4.0.
Dengan kemajuan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), perpustakaan dituntut untuk tidak hanya sekadar menyediakan ruang bagi buku. Tetapi juga menjadi pusat pengembangan pengetahuan yang memanfaatkan teknologi digital demi mendukung pembelajaran dan riset di perguruan tinggi.
Prof Haris menyoroti sejumlah aspek penting yang perlu diperhatikan dalam transformasi perpustakaan. Salah satunya adalah pengembangan infrastruktur digital yang memungkinkan perpustakaan untuk mengelola informasi secara efektif.
“Infrastruktur yang kuat sangat diperlukan agar perpustakaan dapat mengintegrasikan teknologi AI dan big data dalam pengelolaan informasi akademik,” ujar Prof Haris dalam acara pembukaan Konferensi Internasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (KPPTI) Ketiga di Batam.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, khususnya pustakawan, agar dapat memanfaatkan teknologi baru ini secara maksimal. Keterampilan dalam mengelola data besar dan mengoptimalkan AI untuk mendukung riset akademik kini menjadi kebutuhan mendesak bagi pustakawan di era digital.
Lebih lanjut, Prof Haris menekankan bahwa kolaborasi antarperpustakaan baik di tingkat nasional maupun internasional menjadi peluang besar dalam meningkatkan aksesibilitas informasi. Menurutnya, perpustakaan di Indonesia perlu memperluas jejaring dan bekerja sama dalam pengembangan open access dan repositori digital.
Dengan demikian, perpustakaan dapat berperan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah yang dapat diakses oleh masyarakat luas, bukan hanya di kalangan akademisi. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen mendukung inisiatif FPPTI dalam meningkatkan kompetensi dan kapasitas perpustakaan perguruan tinggi.
“Transformasi digital ini bukan lagi sekadar pilihan, tetapi menjadi kebutuhan yang mendesak,” ujar Prof. Haris. “Penggunaan AI dalam perpustakaan adalah langkah strategis untuk menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang inovatif dan kompetitif di tingkat global.”
Ia berharap konferensi ini mampu memberikan wawasan baru bagi para peserta mengenai bagaimana kecerdasan buatan dapat diintegrasikan dalam pengelolaan perpustakaan secara inklusif.