REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Recep Tayyip Erdogan telah mengumumkan jika Turki secara resmi telah memutuskan hubungan dengan Israel, menurut laporan media Turki. Laman berita Medya Ege melaporkan jika Erdogan mengatakan, “Kami, sebagai negara dan Pemerintah Republik Turki, telah memutuskan hubungan dengan Israel. Kami tidak memiliki hubungan apapun dengan Israel saat ini. Titik.”
Erdogan menyampaikan komentar tersebut kepada para jurnalis di atas pesawatnya setelah kunjungannya ke Arab Saudi dan Azerbaijan. Erdogan menyoroti kecamannya terhadap genosida yang terjadi di Gaza dan Lebanon.
Ia menekankan kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan dan gencatan senjata segera. “Seperti yang Anda ketahui, upaya-upaya intensif sedang dilakukan untuk menjaga tekanan terhadap Israel dan mengambil langkah-langkah koersif terhadap negara ini berdasarkan hukum internasional."
Newsweek dalam laporannya pada Rabu (13/11/2024), Kedutaan Besar Turki di Tel Aviv masih beroperasi. Sementara itu, Israel belum memberikan pernyataan resmi mengenai komentar Erdogan tersebut. Redaksi Newsweek telah menghubungi Kedutaan Besar Turki di Israel untuk memberikan komentar melalui email.
Presiden Turki telah memposisikan dirinya sebagai pengkritik vokal terhadap Israel dalam beberapa tahun terakhir. Sementara, pengumuman terbarunya menandai peningkatan tajam dalam ketegangan diplomatik antara kedua negara.
Dia telah mendesak PBB dan badan-badan internasional lainnya untuk mengambil tindakan yang lebih kuat untuk memastikan aliran bebas pasokan penting, termasuk makanan, air, dan sumber daya medis, kepada mereka yang terkena dampak konflik yang sedang berlangsung.
Turki telah memposisikan dirinya sebagai pemain kunci dalam upaya regional untuk memberikan bantuan kepada warga Palestina dan pengungsi di negara-negara tetangga, dengan menawarkan dukungan logistik dan advokasi politik.