REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perhelatan kostentasi Pilwalkot Kota Bandung semakin dinamis dan mulai menjadi sorotan elemen masyarakat Kota Bandung, salah satunya para Legend Persib mulai membulatkan dukungannya kepada Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Bandung Dandan-Arif.
Selain hubungan emosional dengan Calon Walikota Bandung Dandan Riza Wardana yang merupakan salah satu putra yang membesarkan Persib Bandung, Dandan juga pernah menjadi Manager Persib Junior. Dandan jadi pelaku pengiat sepakbola, bukan hanya sebagai pencinta hanya memanfaatkan dukungan saat ini. Alasan inilah mengapa para Legend Persib mendukung Dandan-Arif.
"Kenapa saya memihak paslon nomor satu, saya bukan orang Bandung, saya ini orang Dayak, ceritanya panjang. Karena sepak terjang perhatian almarhum (Ateng Wahyudi), kepada para pemain Persib banyak cerita dari para legend ternyata terbukti. Saat ini saya sebagai Ketua Yayasan Mantan Persib Bandung, merasa terpanggil hati saya untuk ikut bagian suksesi Dandan," ujar Ketua Yayasan Mantan Persib, Iman Santoso, Kamis (14/11/2024).
"Namanya peribahasa mengkatakan buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya, itulah harapan kepada Dandan. Berarti yang terbaik itu siapa?, pasti nomor satu, tidak akan jauh gaya kepeduliannya sifatnya seperti almarhum bapaknya, itu saja," tambah Iman Santoso.
Salah seorang Legend Persib, Subur menyampaikan, mengulas masa lalu dirinya saat masuk Persib Bandung dan alasan untuk mendukung Dandan untuk jadi Wali Kota Bandung.
"Alasan yang pertama, ini benar-benar subjektif ya, saya masuk Bandung sejak tahun 70-an akhir, itu belum jadi apa-apa, belum jadi siapa-siapa. Termasuk Persib saat itu kebetulan pak walikota yang notabene ayahnya Pak Dandan, saya bisa berkembang sejauh ini, bisa dikenal oleh seluruh kalangan sepakbola nasional dan saya merasakan sendiri tidak hanya katanya gitu kan. Pada saat saya tugas di Bank Mandiri, Bank Bumidaya, saya keliling Indonesia dan Alhamdulillah menunjang penghasilan saya," papar Subur.
Selain itu, lanjut Subur, dirinya juga benar-benar dijadikan orang Bandung asli, diberikan perumahan. Jadi bagaimanapun juga, latarbelakang itu yang mendasari dirinya harus berterima kasih kepada Walikota Bandung legendaris Ateng Wahyudi melalui putranya Dandan Riza Wardana.
"Tapi tidak hanya itu saja, kiprah Pak Dandan pun sebelum maju disini, ada catatan di persepakbolaan Bandung, dengan membina tim Persib pada saat itu sebelum jadi PT PBB. Ya mudah-mudahan harapan kami bahwa walaupun sekarang sudah profesional dan dikelola oleh perusahaan, tapi setidaknya untuk bibit-bibit muda, pemain-pemain muda, masih bisa ditangani oleh Kota Bandung. Melalui Askot dan Asprofnya. Saya berharap untuk itu," ungkap Subur.
"Selebihnya, kami yang mantan-mantan ini, turun gunung begini, tidak ada yang melirik, tidak ada yang mendayagunakan. Dengan ajakan begini, kami merasa bahwa kami terpanggil untuk berkiprah lebih jauh. Bahwa ternyata kami masih bermanfaat untuk yang lainnya. Mudah-mudahan saja, apa yang kami yakini sekarang ini bisa menjadi kenyataan. Pak Dandan jadi, sepakbola Bandung pun bergairah lagi. Kami-kami yang ruruntuk Persib Bandung ini yang punya spesialisasi dalam pembinaan generasi muda bisa diakomodasi," harapnya.
Sementara, Relawan Napak Tilas, Irawan menyampaikan, Dandan merupakan sosok calon yang memiliki kompetensi mengelola birokrasi di banding yang lain yang harus adaptasi management birokrasi pemerintahannya. Dalam perjalanannya, Dandan berpengalaman mengurus masyarakat dibawah sewaktu menjabat di kelurahan.
"Jadi yang lebih tahu dan memahami seluk beluk Kota Bandung. Makanya Dandan selalu bicara apa adanya, programnya rasional. Bukan hanya cari sensasi dan pencitraan waktu pemilu saja agar mendapat perhatian pemilih.
Setelah banyak mengenal tentang figur dandan juga menjadi tahu bagaimana konsep Ngadandanan Kota Bandung. Alhamdulillah banyak element, komunitas terus bergabung bersama di paslon nomor satu. Wajar Saat ini dandan merupakan calon wali kota menjadi pilihan masyarakat.
Melihat perkembangan setiap hari, saya yakin Dandan menang mutlak satu putaran, dimana banyak pendukung, pemilih Dandan menggunakan rasionalitas dan objektifitis . Karena Kompentensi hanya dimiliki Dandan .
Jadi mendukung dandan bukan dengan transaksional, istilahnya orang bejo akan pilih Dandan," tandas Irawan.