Jumat 15 Nov 2024 11:52 WIB

Rob Parah Rendam Pesisir Indramayu, Anak Sekolah Dipulangkan

Ketinggian banjir rob terus meningkat hingga mencapai sekitar satu meter.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Warga menerobos banjir rob di desa Eretan Wetan, Kandanghaur, Indramayu (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Warga menerobos banjir rob di desa Eretan Wetan, Kandanghaur, Indramayu (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU-- Banjir akibat tingginya pasang air laut atau rob menerjang dua desa pesisir di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, yakni Desa Eretan Wetan dan Desa Eretan Kulon, Jumat (15/11/2024). Tak hanya merendam rumah-rumah warga, banjir rob juga menggenangi sekolah-sekolah yang ada di dua desa tersebut. Akibatnya, anak-anak sekolah terpaksa dipulangkan oleh guru mereka.

Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminuddin menjelaskan, rob sudah berlangsung selama empat hari terakhir. Namun, hari ini rob tercatat paling parah dibandingkan hari-hari sebleumnya.

Baca Juga

‘’Hari ini ketinggian rob mencapai satu meter. Biasanya hanya di kisaran 30 centimeter,’’ ujar Waminuddin kepada Republika, Jumat (15/11/2024).

Waminuddin mengatakan, banjir rob hari ini mulai datang sekitar pukul 05.30 WIB. Saat memasuki pukul 08.00 WIB, ketinggian banjir rob terus meningkat hingga mencapai sekitar satu meter.

Untuk itu, anak-anak sekolah yang awalnya mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah masing-masing, terpaksa dipulangkan. Kondisi itu di antaranya terlihat di MI Al Ikhlas Deas Eretan Wetan dan TK serta SMP Hasanudin di Desa Eretan Kulon. ‘’Karena airnya masuk ke dalam kelas mereka. Akhirnya mereka dipulangkan,’’ kata Waminuddin.

Siswa SD maupun TK, terlihat dijemput oleh orang tuanya masing-masing. Mereka pun harus digendong agar seragam mereka tidak basah. Sedangkan siswa SMP, terlihat pulang ke rumah masing-masing bersama teman-teman mereka. Mereka pun terpaksa harus melepas sepatu dan menggulung pakaian agar tidak basah terkena air rob.

Selain sekolah, Waminuddin mengatakan, ada ribuan rumah warga di dua desa tersebut yang terendam rob. Meski demikian, warga tidak ada yang mengungsi dan memilih tetap bertahan di rumah masing-masing.

Sikap warga seperti itu dikarenakan banjir rob sudah menjadi langganan di desa mereka sejak bertahun-tahun yang lalu. Karenanya, warga hanya melakukan upaya penyelamatan barang-barang elektronik dan berharga lainnya yang mereka miliki ke tempat yang lebih tinggi.

‘’Mereka juga memasang kayu dan bata di depan pintu rumah untuk menambak air. Tapi air tetap bisa masuk, termasuk dari sela-sela lantai rumah,’’ kata Waminuddin.

Waminuddin menambahkan, parahnya banjir rob hari ini membuat aktivitas warga menjadi sangat terganggu. Mobilitas mereka juga terkendala karena genangan air mengepung permukiman. Menurut Waminuddin, banjir rob biasanya akan berangsur surut pada tengah hari. Banjir rob kemudian kembali datang keesokan paginya.

‘’Tapi ya mudah-mudahan besok tidak ada rob lagi. Kasihan warga, mereka sudah lelah menghadapi banjir rob,’’ kata Waminuddin.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement