Sabtu 16 Nov 2024 06:00 WIB

Hashim Djojohadikusumo dan Sekjen MHM Bertemu Bahas Tantangan Iklim

Sekjen MHM dan Hashim Djojohadikusumo bahas permasalahan global.

Utusan Khusus Presiden dalam COP29, Hashim Djojohadikusumo.
Foto: PLN
Utusan Khusus Presiden dalam COP29, Hashim Djojohadikusumo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto untuk Energi dan Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Delegasi Indonesia untuk COP29 Hashim Djojohadikusumo menggelar pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin (MHM) Konselor Mohamed Abdelsalam.

Keduanya bertemu di sela-sela gelaran COP29 di Baku, Azerbaijan, untuk membahas berbagai permasalahan global, salah satunya perihal tantangan iklim.

Baca Juga

"Upaya substansial MHM dalam mendukung peran para pemimpin agama dalam menangani tantangan global, termasuk masalah iklim," ujar Konselor Abdelsalam dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Kepada Hashim, Sekjen mengatakan bahwa MHM meluncurkan Panggilan Hati Nurani: Pernyataan Bersama Abu Dhabi untuk Iklim, yang ditandatangani 30 pemimpin agama terkemuka di seluruh dunia.

Majelis Hukama juga menyelenggarakan Paviliun Iman di COP28, yang merupakan yang pertama dalam Konferensi Para Pihak. Tahun ini, MHM menyelenggarakan Paviliun Iman kedua di COP29 setelah keberhasilan besar yang pertama.

Sekretaris Jenderal MHM memuji model pluralisme, keberagaman, dan koeksistensi Indonesia yang patut dicontoh, serta mengucapkan selamat kepada pemerintahan Indonesia yang baru yang dipimpin oleh Presiden Prabowo.

Ia merasa terhormat diundang dan bisa menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pada Oktober 2024.

Konselor Abdelsalam juga menegaskan komitmen MHM untuk memperkuat keterlibatan konstruktif di seluruh masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara melalui inisiatif yang mempromosikan dialog dan koeksistensi.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement