Sabtu 16 Nov 2024 11:00 WIB

Tekanan AS terhadap Israel untuk Masukkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Berhasil?

AS menilai bantuan kemanusiaan yang sampai ke Gaza masih sangat kurang.

Lembaga kemanusiaan Internastional Networking for Humanitarian (INH) berkomitmen untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa makanan dan logistik untuk ribuan pengungsi yang ada di sejumlah wilayah Gaza bagian selatan seperti kamp pengungsian Al Mawasi, Khan Younis, Raffah dan Kamp Pusat wilayah timur.
Foto: dokpri
Lembaga kemanusiaan Internastional Networking for Humanitarian (INH) berkomitmen untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa makanan dan logistik untuk ribuan pengungsi yang ada di sejumlah wilayah Gaza bagian selatan seperti kamp pengungsian Al Mawasi, Khan Younis, Raffah dan Kamp Pusat wilayah timur.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menyadari bahwa bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza “belum cukup”, kata seorang pejabat Pentagon -- markas besar Departemen Pertahanan -- pada Kamis (14/11).

“Kami tahu betapa gentingnya situasi kemanusiaan di Gaza," kata juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, kepada wartawan. "Itu sebabnya setiap hari, tidak hanya di departemen ini, tetapi juga lintas lembaga, terus bekerja sama dengan mitra di pihak Israel guna mengirimkan lebih banyak bantuan, karena kami tahu belum cukup (bantuan) yang masuk," ujarnya.

Baca Juga

Pemerintah AS, melalui surat tertanggal 13 Oktober, menetapkan tenggat 30 hari bagi Israel untuk meningkatkan akses bantuan di wilayah Palestina yang terkepung. Israel diancam kehilangan bantuan militer dari AS jika persyaratan itu tidak dipenuhi.

Delapan organisasi kemanusiaan menyatakan bahwa Israel belum memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh AS untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.

Singh mengatakan Israel membuka perlintasan bantuan ke Gaza "karena tekanan yang diberikan Amerika Serikat terhadap Israel."

"Saya rasa tidak adil jika mengatakan bahwa tekanan kami tidak berhasil. Berhasil. Namun, apakah masih bisa dilakukan lebih banyak? Ya, tentu saja," katanya, menambahkan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement