REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Peran strategis insinyur proses dalam menjawab tantangan lingkungan dihadirkan dalam The 28th Regional Symposium on Chemical Engineering (RSCE) 2024, yang digelar oleh Program Studi Teknik Kimia, Teknik Pangan, Teknik Bioenergi dan Kemurgi ITB, Asosiasi Pendidikan Tinggi Teknik Kimia Indonesia (APTEKIM), dan Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKKPII), belum lama ini.
Kegiatan tersebut, mengangkat tema "Engineering a Sustainable Future: Chemical Engineers at the Forefront" dengan fokus pada upaya mewujudkan masa depan berkelanjutan di sektor industri dan lingkungan.
Menurut Ketua Panitia RSCE 2024, Dr CB Rasrendra, Indonesia dengan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang besar, harus menjadi pelopor dalam merancang masa depan yang berkelanjutan. “Para insinyur proses juga harus menjadi garda terdepan pelopor masa depan berkelanjutan,” ujar Rasrenda dalam keterangan resminya belum lama ini.
Rasrendra menegaskan tentang pentingnya peran insinyur kimia dalam memanfaatkan kekayaan alam Indonesia guna mendukung kemandirian energi dan pangan dengan teknologi merah putih. Ketua BKKPII, Dr Sripeni Inten Cahyani, IPM, ASEAN Eng menyampaikan bahwa BKKPII berkomitmen kuat untuk mendukung kebijakan dekarbonisasi yang mempercepat transisi energi menuju ekonomi rendah karbon.
Rangkaian acara dimulai dengan Simposium ASEAN Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) Network 2024 pada tanggal 9-13 November 2024 yang dibuka oleh Prof Dr Sanggono Adisasmito, dengan pembahasan sekitar rantai bisnis untuk karbon dioksida di Indonesia, Asia Tenggara, dan dunia.
Peneliti dari Pusat Pemanfaatan Karbon Dioksida dan Gas Suar ITB, Dr Anggit Raksajati, menjelaskan tentang berbagai peluang dan tantangan pada aspek Teknoekonomi untuk implementasi CCUS di Indonesia.
Agenda ilmiah berikutnya adalah Focused Group Discussion (FGD) pada tanggal 11-12 November 2024, yang dibuka oleh Ir. Ganis Danandjati, IPM sebagai Wakil Ketua BKKPII. Topik FGD adalah decarbonization, carbon trading, dan pengembangan bisnis berkelanjutan dari CCUS. Diskusi yang komprehensif ini mengangkat urgensi industri dalam memahami dekarbonisasi, manajemen karbon, implementasi dekarbonisasi di berbagai negara ASEAN.
"Industrialisasi yang ramah lingkungan menjadi tantangan besar di tengah ketidakpastian regulasi terkait dekarbonisasi dan minimnya insentif di luar sektor minyak dan gas," ujar Dr Aqsha, salah satu Narasumber dalam Focused Group Discussion.
Puncak acara RSCE 2024 berlangsung pada tanggal 13-14 November 2024, menghadirkan 400 insan ilmiah dari dalam dan luar negeri. Topik utama yang dibahas, seperti bioenergi, bioteknologi, kemurgi, teknologi pangan, hingga advanced materials dan pengelolaan lingkungan. Para pembicara kunci dan delegasi internasional didatangkan dari berbagai negara, termasuk Belanda, Malaysia, Filipina, Australia, Jepang, Thailand, dan Inggris.
Rangkaian agenda diakhiri dengan Musyawarah Nasional APTEKIM pada tanggal 15 November 2024, yang dihadiri oleh 75 Ketua Program Studi Teknik Kimia dari seluruh Indonesia untuk memperkuat sinergi antara akademisi, industri, dan pemerintah. Dr. Idral Amri, Ketua APTEKIM menyampaikan pentingnya berbagai aktivitas ilmiah untuk membangun kerjasama kemitraan dalam mendukung kemajuan Teknik Kimia pada masa mendatang.