Ahad 17 Nov 2024 20:43 WIB

Dalam Debat, Dharma Pongrekun Singgung Lagi Ancaman Pandemi Sebagai Agenda Elite Global

Menurut Dharma Pongrekun, saat ini elite global sedang merancang munculnya pandemi.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Israr Itah
Pendukung Pasalon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun dan Kun Wardana memberikan dukungan  pada debat ketiga pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad (17/11/2024). Debat terakhir tersebut mengangkat tema Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim yang dibagi atas enam subtema, yakni penanganan banjir, penataan pemukiman, penurunan emisi dan polusi udara serta transisi energi terbarukan, pengelolaan sampah, ketersediaan air bersih, kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau.
Foto: Republika/Prayogi
Pendukung Pasalon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun dan Kun Wardana memberikan dukungan pada debat ketiga pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad (17/11/2024). Debat terakhir tersebut mengangkat tema Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim yang dibagi atas enam subtema, yakni penanganan banjir, penataan pemukiman, penurunan emisi dan polusi udara serta transisi energi terbarukan, pengelolaan sampah, ketersediaan air bersih, kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur (cagub) Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun menyampaikan kekhawatiran akan terjadinya pandemi dalam waktu dekat. Kekhawatiran itu ia sampaikan saat memaparkan visi misi pasangan Dharma-Kun Wardana dalam debat terakhir cagub-cawagub Jakarta di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Ahad (17/11/2024).

Awalnya, cagub dari jalur independen itu memamarkan program 5 Mandiri dan 10 Aman. Namun, programnya itu dinilai tak akan bisa berjalan apabila terjadi pandemi. Apalagi, menurut dia, saat ini elite global sedang merancang munculnya pandemi.

Baca Juga

"Kalau sampai terjadi, maka program 5 Mandiri dan 10 Aman tak bakal ada. Tanda-tanda sudah sangat jelas, anggaran sudah ada, WHO sudah amandemen International Health regulation, yang memungkingkan penggunaan bio weapons untuk membuat pandemi," kata dia saat debat di Hotel Sultan, Ahad malam.

Ia menilai, dalam Undang-Undang Kesehatan yang telah disahkan pada 2023, terdapat aturan untuk denda Rp 500 juta bagi masyarakat yang menolak divaksin. Bahkan, untuk perusahaan, jumlah dendanya bisa mencapai Rp 50 miliar hingga hukumam mati.

"Bagi yang paham, ini gong kematian bagi pengusaha Jakarta. Karena membuka potensi pemerasan masif," kata Dharma.

Karena itu, Dharma mengaku akan memperjuangkan agar pandemi tak lagi terjadi di Indonesia. Sebab, menurut dia, pandemi hanya strategi asing untuk menguasai kedaulatan bangsa tanpa perlu mengeluarkan biaya mahal seperti perang.

"Jangan sampai pabrik hancur, PHK, serbuan produk asing. Jangan ada pandemi lagi," kata Dharma.

Debat ketiga ini merupakan debat pamungkas bagi cagub-cawagub Jakarta. Adapun tema yang diangkat adalah Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement