Senin 18 Nov 2024 09:41 WIB
Milad ke-112 Muhammadiyah

Milad Muhammadiyah Usung Tema 'Kemakmuran untuk Semua'

Sesuai amanat Pasal 33 UUD 1945, kemakmuran Indonesia bukan hanya untuk segelintir.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan Pidato Milad ke-112 Muhammadiyah, Senin (18/11/2024). Tema Milad dan Tanwir Muhammadiyah tahun ini ialah Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua.
Foto: dok ist
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan Pidato Milad ke-112 Muhammadiyah, Senin (18/11/2024). Tema Milad dan Tanwir Muhammadiyah tahun ini ialah Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tepat pada hari ini, Persyarikatan Muhammadiyah merayakan milad ke-112. Salah satu gerakan Islam terbesar di Indonesia dan bahkan dunia ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 silam.

Perayaan milad Muhammadiyah kali ini mengusung tema "Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua." Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengatakan, kata hadir dalam bahasa Arab berkaitan dengan hadlarah yang bermakna membangun 'kebudayaan berkemajuan.'

Baca Juga

Kemakmuran yang dimaksud dalam tema ini pun tak hanya berkaitan dengan kekayaan materiel, melainkan juga kesejahteraan spiritual bangsa Indonesia. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, terutama Pasal 33, telah mengamanatkan bahwa "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”

Haedar Nashir juga mengingatkan tentang pidato Sukarno di sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945. Salah satu Bapak Bangsa (Founding Fathers) itu menegaskan, Indonesia bukan milik orang per orang atau golongan tertentu, melainkan seluruh rakyat.

"Kita mendirikan negara semua buat semua, satu buat semua, semua buat satu,” ujar Haedar Nashir mengulang pesan Bung Karno dalam pidato Milad ke-112 Muhammadiyah, dikutip Republika dari siaran pers, Senin (18/11/2024).

"Karena itu, kemakmuran Indonesia tidak boleh hanya untuk kelompok kecil orang, sementara mayoritas rakyat hidup di bawah garis kemiskinan dan tidak berkemakmuran," sambung dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement