Senin 18 Nov 2024 15:21 WIB

Ini Pembelaan RK Saat Gagasannya Dinilai tak Realistis dan Diserang Lawan Debat

Rk menganggap adanya bangsa Indonesia sebenarnya adalah hasil dari imajinasi.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Pasalon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil dan Suswono menyapa pendukung saat mengikuti debat ketiga, di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad (17/11/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Pasalon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil dan Suswono menyapa pendukung saat mengikuti debat ketiga, di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad (17/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jalannya debat pamungkas calon gubernur dan wakil gubernur (cagub-cawagub) Jakarta di Hotel Sultan pada Ahad (17/11/2024) sempat diwarnai aksi saling serang pertanyaan. Calon gubernur (cagub) Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil tak jarang menjadi bulan-bulanan karena pernyataan imajinasinya.

RK mengaku tidak mau ambil pusing soal pernyataannya yang kerap dijadikan bahan untuk menyerang dirinya saat debat. Bahkan, ketika cagub lain menyebutkan kata imajinasi, para hadirin di arena debat banyak yang tertawa.

Baca Juga

"Kalau mau tertawakan silakan. Itu hak. Tapi bagi saya, awal dari hadirnya harapan, itu adalah imajinasi," kata RK usai debat di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Ahad (17/11/2024) malam.

Ia mengatakan, bangsa Indonesia sebenarnya adalah hasil dari imajinasi. Sebab, merupakan sebuah hal yang mustahil untuk menyatukan beragam masyarakat dari berbagai latar belakang suku, budaya, agama, kerajaan, dan perbedaan lainnya, menjadi sebuah kesatuan tanpa imajinasi.

"Itu kalau bukan karena imajinasi, tidak mungkin terjadi. Itulah Bung Karno kan," kata dia.

Karenanya, RK menilai, seorang pemimpin harus memiliki imajinasi dalam bentuk visi misi yang ingin direalisasikan. Tanpa imajinasi, seorang pemimpin tidak akan melakukan sesuatu yang berguna untuk warganya.

"Kalau ditanya, kok kayaknya saya terus yang ditanya? Sudah saya jawab. Kalau saya sedikit kerja, pasti bingung juga nanyanya apa. Atau saya tidak kerja selama 10 tahun, pencitraan, bingung juga dengan jejak digital, kan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement