Senin 18 Nov 2024 20:26 WIB

Beri Perhatian untuk Anak Sejak di Rahim

Islam mengajarkan umatnya untuk memberi perhatian besar terhadap anak.

Bayi (ilustrasi).
Foto: Dok. Freepik
Bayi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TAIF -- Agama Islam mengajarkan umatnya untuk memberi perhatian besar terhadap anak, bahkan sejak ia berada di dalam rahim ibunya. Bukan hanya perhatian terhadap jasmaninya, namun juga rohaninya.

Pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember, Ustaz Abdullah Zaen Lc.,MA dalam keterangan tertulisnya kepada Republika menyampaikan, Hal itu dibuktikan dari perintah agama untuk memilih calon pasangan hidup yang baik. Agar kelak keturunan yang dilahirkan juga baik. Rasulullah ﷺ bersabda,

Baca Juga

"تَخَيَّرُوا لِنُطَفِكُمْ وَانْكِحُوا الْأَكْفَاءَ وَأَنْكِحُوا إِلَيْهِمْ"

"Pilihlah (pasangan terbaik) untuk (menanamkan) sperma kalian. Menikahlah dengan orang-orang yang sepadan dan nikahkanlah (putrimu) dengan mereka" (HR. Ibn Majah dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim).

"Mendoakan calon bayi juga sangat dianjurkan, demi kebaikannya kelak. Peristiwa yang dialami sepasang suami istri di zaman Nabi ﷺ berikut membuktikan hal itu. Yaitu kisah Abu Thalhah dan Ummu Sulaim radhiyallahu anhuma," ucap Ustaz lulusan S2 jurusan Aqidah, Universitas Islam Madinah ini.

Ustaz menjelaskan, saat Abu Thalhah berada di luar rumah, anaknya yang sedang sakit keras di rumah menghembuskan nafas terakhir. Namun ketika Abu Thalhah pulang, istrinya; Ummu Sulaim tidak segera memberitahukan perihal kematian anaknya dan tidak memperlihatkan tanda-tanda kesedihan. Justru ia berdandan dan mempersiapkan makan malam untuk suaminya. Abu Thalhah pun dengan lahap menikmati hidangan dan setelahnya berhubungan badan dengan sang istri.

Setelah semua berlangsung, barulah Ummu Sulaim menyampaikan berita duka, dengan pendekatan spiritual yang cerdas. Abu Thalhah marah, lalu pergi menemui Rasulullah ﷺ dan menceritakan kejadian tersebut. Beliau malah mendoakan,

"بَارَكَ اللهُ لَكُمَا فِي غَابِرِ لَيْلَتِكُمَا"

"Semoga Allah memberkahi malam kalian berdua yang telah lalu".

 

Singkat cerita Ummu Sulaim hamil dan melahirkan seorang bayi yang diberi nama Abdullah oleh Nabi ﷺ. Berkat doa Nabi, anak itu tumbuh dewasa lalu menikah dan dikaruniai sembilan anak yang semuanya hapal Alquran. Kisah inspiratif ini termaktub dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

"Selain itu, Islam juga sangat memperhatikan asupan gizi bagi jabang bayi. Suami berkewajiban memberi nafkah kepada istrinya, terlebih bila ia sedang mengandung. Bahkan ketika sudah menjatuhkan talak tiga kepada istrinya, jika mantan istri sedang hamil, suami tetap berkewajiban memberikan nafkah. Hal itu guna menghidupi si bayi yang tidak lain adalah anaknya sendiri," papar Ustaz.

Allah ta’ala berfirman,

"وَإِنْ كُنَّ أُولَاتِ حَمْلٍ فَأَنْفِقُوا عَلَيْهِنَّ حَتَّى يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ"

"Jika mereka (istri-istri yang telah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah nafkah kepada mereka, hingga mereka bersalin" (QS. Ath-Thalaq ayat 6).

Ustaz Abdullah mengatakan, perhatian lain yang diberikan oleh Islam kepada bayi adalah menjaganya dari hal-hal yang dapat membahayakan kesehatannya. Karena itu, ibu yang sedang hamil, bila merasa khawatir dengan kesehatan janinnya, diperbolehkan untuk tidak berpuasa Ramadhan. Posisinya mirip dengan orang sakit dan musafir.

Rasulullah ﷺ bersabda,

"إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ شَطْرَ الصَّلَاةِ وَالصِّيَامَ، وَعَنِ الْحَامِلِ وَالْمُرْضِعِ"

"Sesungguhnya Allah azza wa jalla menggugurkan kewajiban separoh shalat dan puasa dari musafir, dan juga dari wanita hamil dan menyusui" (HR. An-Nasa’iy dan dinilai sahih oleh al-Albaniy).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement