REPUBLIKA.CO.ID,
Syekh Junaid bin Muhammad al-Khazzas al-Nihawandi atau Junaid al Baghdadi (ulama besar yang wafat pada 298 H), merupakan ulama besar dan berpengaruh. Walaupun beliau sangat terkenal dan juga kaya raya, dan berbondong-bondong didatangi orang, hidupnya sangat sederhana dan zuhud jauh dari kemewahan.
Sebagian besar kekayaannya dihabiskan untuk para sufi miskin. Atau, untuk menjamu teman-temannya.
Salah satu ajarannya yang terkenal adalah tentang kelezatan. Baginya, penderitaan, kesusahan, dan rintihan batin dalam perjalanan menuju zat yang dicintai Allah itu adalah kelezatan yang tiada tara.
Dikisahkan dari kitab Fadhilah Sedekah yang ditulis oleh Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al Khandahlawi, pada suatu hari, ada seseorang menghadiahkan uang sebanyak 500 dirham kepada Syekh Junaid Al Baghdadi dan memohon agar uang tersebut diserahkan kepada murid-muridnya. Syekh Junaid bertanya:
"Apakah engkau sudah puas dengan harta yang engkau miliki, atau engkau masih ingin agar hartamu bertambah?"
Orang tersebut menjawab bahwa dirinya masih menginginkan agar hartanya bertambah.
Syekh Junaid berkata:
"Jika demikian, keperluanmu lebih besar dari pada keperluan kami, karena kami tidak mengharap bertambahnya harta benda yang kami miliki di dunia."
Sambil berkata demikian, Syekh Junaid menolak hadiah tersebut lalu mengembalikan uang itu kepadanya.