Selasa 19 Nov 2024 09:27 WIB

Houthi Tembak Kapal Berbendera Panama di Laut Merah

Kapal Anadolu S disebut memiliki hubungan tidak langsung dengan Israel

Kelompok Houthi
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Kelompok Houthi

REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI — Serangan rudal menimpa sebuah kapal berbendera Panama yang sedang melakukan perjalanan melalui Laut Merah dan Teluk Aden. AP News yang mengutip pihak berwenang pada Senin (18/11/2024) waktu setempat, melaporkan, serangan tersebut dicurigai dilakukan oleh pemberontak Houthi Yaman.

Serangan tersebut terjadi ketika para pemberontak melanjutkan serangan mereka selama berbulan-bulan yang menargetkan pengiriman melalui jalur laut. Rute tersebut biasanya dilalui barang senilai 1 triliun dolar AS per tahun selama perang Israel-Hamas di Gaza dan serangan darat Israel di Lebanon.

Baca Juga

Kapal tanker Anadolu S pertama kali dihubungi melalui radio VHF oleh seseorang yang mengaku sebagai pihak berwenang di Yaman. Pria tersebut meminta kapal  itu untuk berbalik arah, kata Joint Maritime Information Center, gugus tugas multinasional yang diawasi oleh Amerika Serikat.“Kapal itu tidak mematuhi perintah tersebut dan melanjutkan perjalanan,” kata pusat informasi itu.

photo
Kapal yang jadi objek serangan Houthi (Ilustrasi) - (U.S. Central Command via AP)

Kapten kapal kemudian melihat bahwa sebuah rudal memercik di dekat kapal saat kapal itu melakukan perjalanan di Laut Merah selatan dekat Selat Bab el-Mandeb yang menghubungkan ke Teluk Aden dalam serangan pertama pada Ahad malam, demikian ungkap pusat Operasi Perdagangan Maritim Inggris dalam sebuah peringatan. Serangan tersebut terjadi sekitar 30 mil (48 kilometer) sebelah barat kota pelabuhan Yaman, Mocha.

 

Pada Senin, serangan lain terjadi di sekitar 70 mil (112 kilometer) tenggara Aden di Teluk Aden. Awak kapal juga melihat sebuah rudal jatuh di dekat kapal, kata UKMTO.“Kapal dan kru dalam keadaan selamat dan melanjutkan perjalanan ke pelabuhan berikutnya,” tambah UKMTO.

Houthi tidak segera mengklaim serangan tersebut. Namun, kelompok pejuang tersebut biasanya menunggu waktu beberapa jam atau bahkan berhari-hari untuk mengakui serangan mereka.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement