Selasa 19 Nov 2024 09:38 WIB

Dalam 24 Jam Terakhir, Sebanyak 36 Tentara Israel Jadi Korban Perlawanan di Gaza

Jumlah yang dirawat sejak 10 Oktober 2023 sebanyak 22.240 orang.

Tentara Israel membawa peti mati tentara Israel, saat pemakamannya di pemakaman militer Gunung Herzl di Yerusalem, 25 Oktober 2024. Israel akan menambah 600 makam lagi bagi tentara.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Tentara Israel membawa peti mati tentara Israel, saat pemakamannya di pemakaman militer Gunung Herzl di Yerusalem, 25 Oktober 2024. Israel akan menambah 600 makam lagi bagi tentara.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kementerian Kesehatan Israel melaporkan, sebanyak 36 orang dirawat di rumah sakit di wilayah utara selama 24 jam terakhir karena mengalami luka-luka akibat perlawanan para pejuang di Gaza.

Korban yang merupakan tentara Israel tersebut menjalani perawatan dengan rincian, sebanyak 19 orang di Rumah Sakit Nahariya, delapan orang di Rumah Sakit Ziv di Safed, lima orang di Rumah Sakit Karmel, dua orang di Rumah Sakit Bnei Zion, dan masing-masing satu orang di Rumah Sakit Rambam di Haifa dan Rumah Sakit Hillel Yaffe.

Baca Juga

Jumlah total korban luka yang dirawat di rumah sakit di Israel sejak 10 Oktober 2023, telah meningkat menjadi 22.240 orang. Awal bulan ini, media Israel melaporkan bahwa 24 tentara Israel telah tewas di Gaza utara sejak awal November, lima di antaranya terbunuh di kamp pengungsi Jabalia pada 12 November, dikutip dari Al-Mayadeen.

Sementara itu, perlawanan Palestina terus menghadapi pasukan penjajah Israel, terutama di Gaza utara, menghancurkan kendaraan militer mereka dan menyerang tentara mereka dari jarak dekat, mencapai serangan langsung dan korban jiwa di antara barisan mereka. 

Pada tanggal 5 November, para pakar militer yang sebelumnya memegang posisi senior di militer pendudukan Israel menegaskan bahwa perang tersebut memakan banyak korban, yang melampaui kemampuan para tentara Israel.

Mantan Mayor Jenderal Noam Tibon, yang menjabat sebagai komandan Korps Utara militer Israel, mengatakan, “Sayangnya, tentara Israel tidak mengatakan yang sebenarnya. Kami kekurangan 10.000 tentara dalam perang ini, setara dengan satu divisi penuh.”

Tentara penjajah  juga telah kehilangan satu divisi lagi, antara yang terbunuh dan terluka, selama perang, kata Tibon kepada Channel 12 Israel. 

Perlu dicatat bahwa besarnya kekurangan personel dalam militer penjajah Israel telah dilaporkan. Laporan tersebut mengungkapkan,  pengurangan besar-besaran tentara tempur, sementara pemerintah pendudukan Israel menyusun rancangan pembebasan komunitas Haredi dari wajib militer.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement