Cerita Jawa menyebutnya Sultan Rum, Sultan Balkah, berkedudukan di Brusah (Bursa, di Turki sekarang). Ia mengirim 20 ribu keluarga Rum ke Jawa dan tinggal menyebar di Pegunungan Kendeng.
Rum yang dimaksud adalah Romawi. Romawi pernah memiliki kaisar bernama Lucius Livius Ocella Sulpicius Galba. Lahir dengan nama Servius Sulpicius Galba pada tahun 3 Sebelum Masehi (SM), ia berkuasa selama tujuh bulan hingga 15 Januari 69 Masehi.
Dalam cerita Jawa, Kaisar Galba mengirim 20 ribu keluarga Romawi karena di Jawa masih sepi. Mereka akan menjadi penduduk awal Jawa. Tapi, setelah lima tahun di Jawa mereka tinggal 20 keluarga, sehingga mendorong Kaisar Romawi mengirim Aji Saka ke Jawa juga.
Sebanyak 19.980 keluarga Romawi meninggal di Jawa. Bagaimana bisa?
Asti Musman menceritakan kembali legenda ini dalam buku Asal Muasal Orang Jawa. Saat itu Jawa masih belantara.
Dua tahun mereka tinggal di Jawa, yang bisa bertahan hidup hanya 2.000 keluarga. Setelah tiga tahun tinggal di Jawa, yang 2.000 keluarga ini pun berkurang lagi menjadi 200 keluarga.
Lalu pada tahun keempat, mereka tinggal 20 keluarga. Rupanya, mereka diserang wabah penyakit dan tak bisa menyalamatkan kehidupan mereka.
“Kemudian mereka menyerah dengan wabah tersebutdan memutuskan untuk mengarungi lautan kembali ke Rum” tulis Asti Musman mengenai 20 keluarga yang tersisa.
Jika Kaisar Galba meninggal pada 15 Januari 69, berarti mereka yang pulang itu sudah memiliki kaisar baru. Saat Galba berkuasa, Markus Otho memberontak kepadanya dan membunuhnya.
Markus Otho menggantikannya sebagai kaisar, tapi hanya tiga bulan, karena ia bunuh diri pada 16 April 69. Ia kemudian digantikan oleh Aulus Vitelius yang berkuasa hingga 20 Desember 69.
Vitelius digantikan oleh Titus Flavius Vespasianus yang berkuasa hingga 79 Masehi. Jika Galba mengirim 20 ribu keluarga Romawi semasa ia menjadi kaisar, maka pada tahun kelima saat 20 keluarga pulang ke Romawi, berarti yang menjadi kaisar adalah Titus Flavius Vespasianus.
Atau mungkin Galba mengirimnya sata masih menjadi gubernur? Ia pernah menjabat gubernur Hispania dan Afrika. Ia tak pernah tercatat sebagai gubernur Brusah.
Saat 20 keluarga Romawi itu pulang ke negerinya, dalam cerita Jawa itu Kaisar Romawi disebut bersedih hati. Pada tahun kelima setelah pengiri,man 20 ribu keluarga Romawi ke Jawa itu, Aji dari Bani Israil, dikirim Kaisar Romawi untuk mengatasi wabah di Jawa.
Di Jawa, Aji dikenal sebagai Aji Saka, dikenal juga sebagai Prabu Isaka dan juga dikenal sebagai Jaka Sengkala. Ia berasal dari kaum Saka yang tinggal di Kausasus.
Kaum Saka, menurut Paul Michel Munoz, bermigrasi dari Kausasus ke Bachtria ( di Yunani sekarang) dan Punjab (di India sekarang) pada tahun 2 Sebelum Masehi. Bachtria saat itu juga menjadi wilayah Romawi.
Kaum Saka berhasil merebut kekuasaan gubernur Bahctria. Pada tahun 1 Masehi, datang kaum Kushan, yang berhasil mendesak kaum Saka dari Bachtria.
Kaum Saka lalu menyingkir dari Bachtria dan Punjab, lalu menetap di Gujarat (di India barat sekarang). Ketika pergi ke Jawa, dalam legenda Jawa, Aji Saka tercatat sebagai raja di Gujarat dengan nama Prabu Isaka.
Apa yang dilakukan Aji Saka untuk menghentikan wabah yang telah menghabiskan keluarga Romawi yang dikirim ke Jawa? dari 20 ribu keluarga Romawi yang dikirim ke Jawa, pada tahun keempat tinggal 20 keluarga.
Aji Saka diceritakan tiba di Jawa lalu menemui seorang pertapa bernama Aji Sengkala. Di cerita lain sebenarnya Aji Sengkala tak lain adalah Aji Saka juga.
Pada tahun keenam setelah pengiriman 20 ribu keluarga Romawi itu, Aji Saka keliling Jawa mencari lokasi untuk memasang tumbal. Ada lima tumbal yang harus dipasang di pusat Jawa dan di empat penjuru mata angin.
Tumbal kelima ia pasang di pusat Jawa. Tidak disebutkan daerahnya, tapi bagi orang Jawa, yang disebut pusat Jawa adalah pusar bumi, yang diartikan sebagai gunung.
Saat ia memasang tumbal di pusat Jawa itu, petir menyambar bersahut-sahutan. Esok hari setelah pemasangan tumbal kelima, terjadi gempa. Gelombang Laut Selatan cukup tinggi dan gunung-gunung meletus.
Ini pertanda baik, sebab itu pertanda pasukan lelembut yang menyebabkan munculnya wabah, meninggalkan gunung-gunung dan melarikan diri ke Laut Selatan. “Hal ini karena kesaktiannya mengenai makhluk-makhluk jahat dan membuat mereka merasa kesakitan, lalu megungsi ke Laut Selatan’ tulis Asti Musman menceritakan kembali legenda itu.
Aji Saka menunggunya sampai 21 hari, selama itu ia tinggal di perahu untuk kemudian pulang.
Ma Roejan