Rabu 20 Nov 2024 07:32 WIB

Zelenskyy: Korut Bisa Mengirimkan 100 Ribu Tentara Lawan Ukraina

Zelenskyy meminta peningkatan bantuan militer dari negara-negara Barat.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Volodymyr Zelenskyy mengatakan Ukraina bisa menghadapi 100 ribu tentara Korea Utara yang kemungkinan bergabung dengan pasukan Rusia. Karena itu, ia mendesak negara-negara Eropa untuk mengintensifkan bantuan militer.

Hal tersebut disampaikan Zelenskyy dalam pidatonya di depan parlemen Eropa yang menandai 1.000 hari sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran.

Baca Juga

Menurut Zelenskyy, Pyongyang telah mengirim 11 ribu tentara Korea Utara ke perbatasan Ukraina. "Kontingen ini mungkin bertambah hingga 100.000,” ujarnya.

Zelenskyy tidak menjelaskan lebih lanjut, namun pernyataannya tampaknya mendukung laporan Bloomberg yang mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Korea Utara dapat mengerahkan 100 ribu tentara untuk membantu Rusia melawan Ukraina.

Pidato singkat Zelenskyy, yang disampaikan melalui tautan video, merupakan seruan kepada negara-negara UE pada saat yang kritis bagi Ukraina. Ini seiring dengan kemajuan yang terus dilakukan Rusia, di tengah kekhawatiran bahwa presiden AS yang akan datang, Donald Trump, akan memotong bantuan militer dan memaksakan penyelesaian damai. Hal ini mengharuskan Kyiv menyerahkan sejumlah besar wilayahnya.

Menteri Luar Negeri Polandia, Radosław Sikorski, mengatakan negara-negara terbesar UE siap memikul beban dukungan militer dan keuangan untuk Ukraina dalam konteks kemungkinan pengurangan keterlibatan AS.

Hal ini disampaikannya setelah pertemuan para menteri luar negeri dan pertahanan Uni Eropa di Brussels, termasuk Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, melalui tautan video.

Menteri Luar Negeri Estonia mengatakan negara-negara Eropa harus siap mengirim pasukan ke Ukraina untuk mendukung perjanjian perdamaian antara Kiev dan Moskow yang direkayasa oleh Trump.

Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, Margus Tsahkna mengatakan jaminan keamanan terbaik bagi Ukraina adalah keanggotaan NATO. Namun jika AS menentang Kiev bergabung dengan aliansi militer tersebut, maka Eropa harus mengambil tindakan tegas.

Para analis memperkirakan koalisi yang bersedia terdiri dari Polandia dan Pasukan Ekspedisi Gabungan pimpinan Inggris, sebuah kelompok pertahanan yang mencakup negara-negara Nordik dan Baltik serta Belanda.

Perdamaian adil

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement